Jika Ada Pilkada Ulang, Kemendagri Minta Pemda Siapkan Langkah Strategis

: Petugas Komisi Independen Pemilihan (KIP) membawa kotak suara yang telah dilengkapi logistik Pilkada 2024 di Banda Aceh, Aceh, Jumat (22/11/2024). KIP telah menyelesaikan pengemasan logistik pilkada yang akan didistribusikan ke 335 tempat pemungutan suara di 90 desa. ANTARA FOTO/Irwansyah Putra/agr


Oleh Eko Budiono, Rabu, 4 Desember 2024 | 17:02 WIB - Redaktur: Untung S - 228


Jakarta, InfoPublik - Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Keuangan Daerah (Keuda), meminta pemerintah daerah (pemda) menyiapkan langkah strategis untuk memastikan kesiapan dana hibah pilkada ulang pada 2025, melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2025.

Hal tersebut disampaikan Pelaksana Harian (Plh) Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Keuda Kemendagri, Horas Maurits Panjaitan, melalui keterangan resmi, Rabu (4/12/2024).

Maurits mengatakan, upaya itu penting untuk mengantisipasi adanya kemenangan kotak kosong pada Pilkada Serentak 2024.

"Pendanaan Pilkada Serentak 2024 dibebankan pada APBD, sebagaimana diatur dalam Pasal 166 Ayat 1 UU Nomor 10 Tahun 2016 dan diperkuat melalui Surat Edaran (SE) Menteri Dalam Negeri (Mendagri) pada 24 Januari 2023," kata Maurits.

Surat tersebut mendorong pemda untuk mengalokasikan anggaran melalui Naskah Perjanjian Hibah Daerah (NPHD). Untuk itu, pemda perlu melakukan langkah-langkah konkret untuk mengantisipasi dan mendukung kesiapan pendanaan hibah Pilkada ulang pada 2025.

Maurits membeberkan berbagai langkah strategis yang harus dilakukan pemda.

Pertama, pemda mengalokasikan pendanaan pemilihan ulang sesuai dengan tahapan pengelolaan dana kegiatan pemilihan, yang ditetapkan dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan berpedoman pada peraturan perundang-undangan.

Kedua, jika alokasi dana pemilihan ulang belum tersedia, pemda wajib melakukan rasionalisasi dan efisiensi anggaran yang hasilnya dialihkan untuk mendanai pemilihan tersebut.

Ketiga, pemda berkoordinasi dengan Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) dan Bawaslu Daerah agar melaporkan penggunaan dana hibah Pilkada Serentak 2024.

Apabila terdapat sisa anggaran dana hibah, maka akan diperhitungkan dalam kebutuhan dana pemilihan ulang tahun 2025.

“Keempat, dalam hal pemerintah daerah yang melaksanakan pemilihan ulang belum mampu mendanai dari APBD, dapat mengusulkan dukungan dari APBD provinsi atau dari APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara),” katanya.

Ia menyampaikan, kepastian pelaksanaan Pilkada ulang menunggu keputusan KPU mengenai hasil penghitungan riil surat suara yang dijadwalkan pada  Senin (16/12/2024).

Meski begitu, Maurits mengingatkan bahwa pendanaan hibah untuk Pilkada ulang 2025 harus tetap mengacu pada prinsip efektivitas, efisiensi, kewajaran, kepatutan, serta akuntabilitas sesuai peraturan perundang-undangan.

 

 

 

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh MC KOTA TIDORE
  • Senin, 6 Januari 2025 | 16:00 WIB
Sengketa Pilkada 2024 di Maluku Utara: KPU Terima 19 Permohonan ke MK
  • Oleh MC PROV JAWA BARAT
  • Jumat, 3 Januari 2025 | 15:24 WIB
Jawa Barat Siap Jadi Tuan Rumah Pertama Hari Desa 2025
  • Oleh MC PROV RIAU
  • Jumat, 3 Januari 2025 | 15:15 WIB
DPRD Riau Setujui Ranperda Disabilitas, Siap Diterapkan pada 2025
  • Oleh Eko Budiono
  • Senin, 23 Desember 2024 | 14:06 WIB
Wamendagri Imbau Pemda Waspadai Kenaikan Harga Komoditas Jelang Nataru
  • Oleh Eko Budiono
  • Minggu, 22 Desember 2024 | 09:35 WIB
Kolaborasi KPU-Bawaslu Hasilkan Satu Peta Data Pemilu
  • Oleh Eko Budiono
  • Sabtu, 21 Desember 2024 | 09:45 WIB
Wamendagri Apresiasi KPU dan Bawaslu
  • Oleh Pasha Yudha Ernowo
  • Kamis, 19 Desember 2024 | 20:13 WIB
KPK Periksa Saksi dalam Kasus Korupsi Dana Pemulihan Ekonomi di Situbondo
  • Oleh Eko Budiono
  • Kamis, 19 Desember 2024 | 18:32 WIB
Rangkaian Sidang JBC ke-38: RI-PNG Dorong Penyelesaian Isu Perbatasan