- Oleh Fatkhurrohim
- Selasa, 24 Desember 2024 | 16:45 WIB
: Deputi Bidkoor Hanneg dari Kemenko Polhukam beserta staf melakukan kunjungan kerja ke PT Len Industri (Persero), bagian dari holding BUMN Industri Pertahanan atau Defend ID, Bandung, Rabu, (11/9/2024). Foto. Humas Kemenko Polhukam RI.
Oleh Fatkhurrohim, Rabu, 11 September 2024 | 16:42 WIB - Redaktur: Untung S - 358
Bandung, InfoPublik – Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Kemenko Polhukam) RI melalui Deputi Bidang Koordinator Pertahanan Negara (Bidkoor Hanneg), Rudy Syamsir, beserta jajaran melakukan kunjungan kerja ke PT Len Industri (Persero), salah satu perusahaan utama dalam holding BUMN Industri Pertahanan, Defend ID.
Dalam keterangan tertulis yang dirilis pada Rabu (11/9/2024), kunjungan ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk memastikan pencapaian target kontribusi industri pertahanan nasional sebesar ≥ 50 persen pada 2024, sesuai dengan Peraturan Presiden No. 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2020-2024.
PT Len Industri saat ini memimpin industri pertahanan nasional dengan sumber daya manusia sebanyak 12.786 orang yang tersebar di 20 perusahaan dan 10 fasilitas manufaktur. Pada 2022, perusahaan holding ini mencatat total aset sebesar Rp55,4 triliun dan contract on hand senilai Rp109,6 triliun. Pendapatan perusahaan mencapai Rp25,2 triliun dengan laba bersih sebesar 0,73 triliun rupiah, dan mereka kini berada di peringkat 73 dari 100 perusahaan industri pertahanan global teratas.
Meskipun PT Len Industri telah mencapai prestasi yang membanggakan, perusahaan ini juga menghadapi beberapa tantangan, terutama ketidakpastian dalam pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) dan keterbatasan modal kerja. Proses tender pembiayaan dari luar negeri seringkali memakan waktu hingga dua tahun, menyebabkan fluktuasi harga dan pengurangan spesifikasi alutsista.
Untuk mengatasi kendala ini, pemerintah berupaya mempercepat proses tender, memberikan kepastian pembayaran jangka panjang, serta menyediakan jaminan dari pemerintah untuk proyek-proyek pengadaan alutsista. Pemerintah juga fokus pada penguatan kapabilitas dan akses rantai pasokan global melalui pembentukan BUMN di sektor pertahanan.
Deputi Bidkoor Hanneg, Rudy Syamsir, menegaskan bahwa industri pertahanan merupakan prioritas utama Kedeputian Pertahanan Negara. Ia juga menyoroti pentingnya dukungan pemerintah terhadap PT Len Industri, yang memiliki peran strategis dalam pengembangan kemampuan pertahanan dan pencapaian target nasional.
“Banyak aspek terkait industri pertahanan yang memerlukan perhatian, terutama dalam hal kepastian pembelian jangka panjang dan berkelanjutan. Ini adalah peluang bagi PT Len untuk meningkatkan kapabilitasnya dan mencapai target yang telah ditetapkan,” ujar Rudy Syamsir.
Kunjungan itu menekankan komitmen pemerintah dalam mendukung pengembangan industri pertahanan nasional, guna memastikan kontribusi maksimal terhadap stabilitas keamanan dan ketahanan negara, khususnya menjelang target 2024.