Penyerapan Produksi Dalam Negeri Jadi Kunci Realisasi Swasembada Pangan

: Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi/Foto : Farizzy Adhy InfoPublik


Oleh Farizzy Adhy Rachman, Senin, 23 Desember 2024 | 14:42 WIB - Redaktur: Untung S - 125


Jakarta, InfoPublik - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, menegaskan bahwa pemerintah berkomitmen mencapai swasembada pangan dengan fokus pada penyerapan hasil produksi dalam negeri.

Hal itu disampaikan seusai menghadiri Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) dalam rangka mendukung ketahanan pangan nasional serta pemenuhan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) Tahun 2025 bersama pejabat terkait yang digelar Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Pangan di Jakarta pada Senin (23/12/2024).

Dalam pernyataannya, Arief menyebutkan target cadangan pangan pemerintah (CPP) sebesar 2,5 juta ton pada 2025 sebagai langkah strategis untuk memperkuat ketahanan pangan nasional.

"Beras itu kan ada kategori beras khusus. Dalam menghitung neraca pangan, semua jenis dihitung, termasuk beras pecah untuk tepung. Tapi untuk CPP, tetap kita fokuskan pada target 2,5 juta ton pada tahun 2025, bukan akhir tahun ini. Semangat kita adalah swasembada," ujar Arief kepada InfoPublik.

Kepala Bapanas itu menambahkan bahwa penyerapan hasil produksi oleh Bulog menjadi kunci utama untuk menjaga stabilitas. "Kalau tidak ada yang menyerap hasil produksi, petani bisa kehilangan semangat untuk menanam. Logikanya, produksi harus ada yang menyerap. Berapa persen yang diserap Bulog? Itu akan menjadi bagian dari CPP," katanya.

Selain itu, Arief juga mengapresiasi dukungan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) yang memberikan subsidi bunga dan penjaminan untuk Bulog senilai Rp23 triliun. "Ini sangat membantu dalam menjaga stabilitas pasokan dan harga. Dana ini kita konversi menjadi stok, bukan uang habis pakai," jelasnya.

Selain beras, CPP juga mencakup komoditas lain seperti jagung, dengan Bulog memegang peran utama. Pemerintah berupaya memperluas cakupan CPP untuk menghadapi kondisi darurat seperti bencana alam.

Terkait kualitas, Kepala Bapanas itu menegaskan bahwa tidak ada toleransi terhadap barang berkualitas rendah. "Mulai dari penyerapan, penyimpanan, hingga distribusi, kualitas harus tetap bagus. Kalau tidak, pemerintah bisa dianggap tidak mampu mengelola cadangan pangan," tegasnya.

Pemerintah optimistis target swasembada tercapai dengan langkah strategis dan dukungan lintas sektor. Sebagai perbandingan, Vietnam memiliki cadangan lebih dari 6 juta ton dari produksi nasional mereka. "Kita juga perlu meningkatkan cadangan untuk memperkuat ketahanan pangan nasional," tutup Arief.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Farizzy Adhy Rachman
  • Senin, 23 Desember 2024 | 15:35 WIB
Tol Gending-Kraksaan Dibuka Fungsional, Dukung Kelancaran Libur Nataru 2024/2025
  • Oleh Farizzy Adhy Rachman
  • Senin, 23 Desember 2024 | 15:25 WIB
Peringatan Hari Ibu ke-96: Perempuan Berdaya Menuju Indonesia Emas 2045
  • Oleh Farizzy Adhy Rachman
  • Senin, 23 Desember 2024 | 14:54 WIB
PPN 12 Persen tidak Berlaku untuk Beras Premium dan Medium Domestik
  • Oleh Farizzy Adhy Rachman
  • Senin, 23 Desember 2024 | 14:10 WIB
Pemerintah Perkuat Ketersediaan CPP 2025, Dukung Realisasi Swasembada Pangan
  • Oleh Isma
  • Minggu, 22 Desember 2024 | 18:02 WIB
Menko Perekonomian Tegaskan QRIS Tetap Bebas PPN