- Oleh Mukhammad Maulana Fajri
- Kamis, 14 November 2024 | 10:29 WIB
: Pembukaan Bulan Literasi SRG dan PLK Tahun 2024 di Tangerang, Banten pada Senin (11/11/2024)/ foto: Kemendag
Oleh Mukhammad Maulana Fajri, Rabu, 13 November 2024 | 14:22 WIB - Redaktur: Untung S - 44
Jakarta, InfoPublik — Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) optimistis bahwa Sistem Resi Gudang (SRG) dan Pasar Lelang Komoditas (PLK) dapat berkontribusi signifikan dalam memperkuat pasar dalam negeri dan mendorong perluasan ekspor komoditas.
Hal itu disampaikan dalam keterangan resmi Kementerian Perdagangan, Rabu (13/11/2024).
SRG diproyeksikan sebagai instrumen penting untuk menjaga stabilitas pasar komoditas yang disimpan di gudang, baik untuk keperluan lokal maupun ekspor. "Kualitas komoditas di gudang SRG terjamin melalui uji mutu sebelum penyimpanan, dan ke depannya, SRG akan terintegrasi dengan PLK," ujar Sekretaris Bappebti, Olvy Andrianita, dalam Pembukaan Bulan Literasi SRG dan PLK 2024 di Tangerang, Banten, Senin (11/11/2024). Acara ini mengusung tema “Optimalisasi SRG dan PLK dalam Mendukung Penguatan Pasar Dalam Negeri dan Peningkatan Ekspor”.
Bulan Literasi SRG dan PLK 2024 merupakan hasil kolaborasi antara Bappebti, Kliring Berjangka Indonesia (KBI), dan Kliring Perdagangan Berjangka Indonesia (KPBI). Program ini akan berlangsung hingga Desember 2024, mencakup seminar web (webinar), kuliah umum, pertemuan dengan pemangku kepentingan, serta sosialisasi kepada petani dan pelaku usaha. Penyebaran literasi juga akan dilakukan melalui media sosial.
Kepala Bappebti, Kasan, menjelaskan bahwa Kementerian Perdagangan memiliki tiga program prioritas: pengamanan pasar dalam negeri, perluasan pasar ekspor, dan peningkatan UMKM dengan inovasi dan adaptasi siap ekspor (BISA). "Untuk mendukung program ini, Bappebti memanfaatkan tiga instrumen: Perdagangan Berjangka Komoditi (PBK), SRG, dan PLK," tegasnya.
SRG, menurut Kasan, memainkan peran penting dalam stabilisasi harga komoditas dan menjaga pasokan. "Skema SRG dapat melindungi petani dari gejolak penurunan harga dengan menyediakan fasilitas penyimpanan komoditas," tambahnya. PLK, di sisi lain, menawarkan akses pasar yang efisien, transparan, dan bermanfaat bagi pemilik barang, serta membantu pembentukan harga yang adil.
Olvy Andrianita menekankan bahwa integrasi SRG dan PLK akan mengikuti arahan Perpres No. 75/2022 tentang Penataan, Pembinaan, dan Pengembangan PLK. “Tujuannya adalah menciptakan price discovery dan price reference untuk komoditas unggulan Indonesia, memperkuat ekspor nonmigas, dan menjaga neraca perdagangan,” kata Olvy.
Hingga Oktober 2024, nilai transaksi resi gudang mencapai Rp2,59 triliun, meningkat 174 persen dari tahun sebelumnya yang hanya Rp872,2 miliar. Transaksi PLK mencapai Rp51,2 miliar dengan 67 kali lelang, mencakup komoditas seperti karet, kopra, pinang, beras, dan jagung.
Olvy menyoroti bahwa potensi pengembangan SRG dan PLK sangat besar. “Kolaborasi yang kuat dengan pemerintah daerah, pelaku usaha, dan literasi yang menyeluruh sangat penting untuk meningkatkan pemahaman dan pemanfaatan SRG dan PLK,” jelasnya.
Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan SRG dan PLK, Heryono Hadi Prasetyo, menambahkan bahwa penguatan ekosistem, regulasi, dan pengawasan sangat dibutuhkan. "Dengan literasi yang masif dan kolaborasi apik, kita bisa mendukung pasar dalam negeri dan ekspor komoditas," ujarnya.
Acara ini juga menampilkan dialog panel dengan narasumber utama, termasuk Direktur Utama PT KBI Budi Susanto, Direktur Utama PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara Arif Budiman, dan Ketua Koperasi Produsen Gunung Luhur Berkah Subang, Miftahudin Shaf. Diskusi berfokus pada strategi penguatan ekspor komoditas seperti kopi, teh, lada, dan rumput laut, serta pentingnya menjaga kualitas barang untuk pasar global.