ASDP dan PELNI Sediakan Alternatif Transportasi Laut Pasca-Erupsi Gunung Lewotobi

: Kapal ASDP dan PELNI digunakan sebagai alternatif angkutan orang dan barang selama penutupan layanan penerbangan dampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di NTT yang tengah berlangsung. Foto : ASDP dan PELNI


Oleh Dian Thenniarti, Senin, 11 November 2024 | 20:29 WIB - Redaktur: Untung S - 180


Jakarta, InfoPublik – PT Pelayaran Nasional Indonesia (PELNI) dan PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) segera menghadirkan solusi transportasi alternatif melalui jalur laut menyusul dampak penutupan bandara yang disebabkan oleh erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Penutupan Bandara Komodo di Labuan Bajo memaksa masyarakat yang hendak bepergian ke luar dan masuk wilayah Flores Timur mencari alternatif transportasi.

Dalam respons cepat, PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) mengoperasikan kapal feri KMP Cucut di lintasan Sape – Labuan Bajo. Kapal ini diharapkan dapat membantu mobilitas masyarakat yang terdampak oleh penutupan bandara.

“Dengan adanya KMP Cucut, kami memastikan mobilitas masyarakat tetap berjalan meski jalur udara terbatas,” ungkap Sekretaris Perusahaan ASDP, Shelvy Arifin, pada Senin (11/11/2024).

Pelayaran perdana KMP Cucut dimulai pada pukul 10.30 WITA dari Labuan Bajo, menawarkan solusi transportasi dengan kapasitas hingga 250 penumpang, yang melayani perjalanan laut menuju Sape. Waktu tempuh untuk perjalanan laut ini diperkirakan sekitar 6 jam, tergantung pada kondisi cuaca.

ASDP juga menyadari dampak penutupan bandara terhadap perekonomian lokal, terutama sektor pariwisata dan perdagangan. Kehadiran KMP Cucut diharapkan dapat membantu menghidupkan kembali pergerakan ekonomi di kawasan tersebut. Selain itu, ASDP juga menyalurkan bantuan kebutuhan pokok untuk masyarakat terdampak erupsi melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), dengan bantuan mencapai 1.311 unit barang yang terdiri dari bahan pangan dan kebutuhan lainnya.

Sementara itu, PT PELNI (Persero) juga turut merespons dengan menyesuaikan rute kapal penumpang menyusul penutupan Bandara Komodo. Kapal KM Egon yang awalnya dijadwalkan berlayar dari Waingapu menuju Lembar, dialihkan untuk berlabuh di Labuan Bajo pada Minggu (10/11). Penyesuaian ini dilakukan untuk membantu evakuasi wisatawan yang terdampak oleh penutupan penerbangan.

Sekretaris Perusahaan PELNI, Evan Eryanto, menjelaskan bahwa KM Egon akan berlayar dari Labuan Bajo menuju Pelabuhan Lembar, Lombok Barat, dengan kapasitas angkut mencapai 500 orang dan 85 unit kendaraan roda empat. KM Egon dijadwalkan tiba pada Senin (11/11) pukul 18.00 WITA.

Kendati terjadi gangguan transportasi akibat erupsi Gunung Lewotobi, baik ASDP maupun PELNI berkomitmen untuk terus mendukung kelancaran mobilitas masyarakat dan ekonomi di NTT. “Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi. Kami berharap kondisi kembali normal dan aktivitas masyarakat bisa segera pulih,” tutup Evan.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Farizzy Adhy Rachman
  • Kamis, 14 November 2024 | 05:38 WIB
Menteri PANRB Ajak Lulusan Sekolah Kedinasan Kemenhub Siap Hadapi Era Digital
  • Oleh Farizzy Adhy Rachman
  • Kamis, 14 November 2024 | 05:43 WIB
Kementerian PU Bangun TPST Pasuruhan untuk Dukung Kebersihan di Borobudur
  • Oleh Wandi
  • Rabu, 13 November 2024 | 21:01 WIB
Kemenpora Komitmen Jadi Lembaga yang Akuntabel dan Informatif
  • Oleh Farizzy Adhy Rachman
  • Rabu, 13 November 2024 | 16:45 WIB
Pemerintah Keluarkan Peraturan Baru Pengelolaan Konflik Kepentingan, Ini Tujuannya!