Produktif! Kunjungan Presiden Prabowo ke Cina Buahkan Kerja Sama Strategis

: Sekretaris Kemenko Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso/Foto : Farizzy InfoPublik


Oleh Farizzy Adhy Rachman, Senin, 11 November 2024 | 14:17 WIB - Redaktur: Untung S - 407


Jakarta, InfoPublik – Sekretaris Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso, mengungkapkan hasil produktif dari kunjungan Presiden RI Prabowo Subianto ke Beijing, Republik Rakyat Tiongkok (RRT).

Dalam kunjungan tersebut, Presiden Prabowo yang didampingi Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian disambut hangat oleh Presiden Cina, Xi Jinping. Enam Nota Kesepahaman (MoU) ditandatangani, mencakup berbagai sektor strategis, termasuk ekonomi biru dan mineral.

“Kunjungan ke Beijing sangat produktif, dengan banyak proyek strategis yang dibahas bersama RRT. Cina memberikan apresiasi besar atas kunjungan ini,” ujar Susiwijono saat menghadiri Pelantikan Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama Kemenko Bidang Pangan di Graha Mandiri, Jakarta, Senin (11/11/2024).

Dalam pantauan InfoPublik, Susiwijono menjelaskan bahwa pembahasan dengan Cina tidak hanya terfokus pada ekonomi biru, tetapi juga hilirisasi mineral, ketahanan pangan, dan sektor strategis lainnya. Pertemuan ini mempertegas komitmen kedua negara untuk memperkuat kerja sama di berbagai bidang yang saling menguntungkan.

Setelah kunjungan ke Cina, Presiden Prabowo melanjutkan perjalanan ke Washington DC untuk menghadiri pertemuan Asia Pacific Economic Cooperation (APEC). Ini menjadi kehadiran pertama Presiden di APEC, di mana isu-isu strategis seperti perdagangan internasional dan critical minerals akan menjadi topik utama. Susiwijono menambahkan, “Ada banyak isu ekonomi global yang akan dibahas di G20 di Rio de Janeiro, termasuk skema perdagangan dan critical minerals.”

Di Amerika Serikat (AS), pemerintah Indonesia fokus pada penyelesaian Critical Minerals Agreement (CMA), yang penting untuk mendukung ekspor mineral strategis ke AS dan Eropa. Meski adanya perubahan kepemimpinan dengan Presiden Terpilih Donald Trump dapat memengaruhi kebijakan perdagangan, Indonesia tetap optimistis menghadapi tantangan ini.

“Kunjungan ke dua negara ekonomi terbesar ini memberikan arah kebijakan ekonomi yang semakin jelas ke depan,” ucap Susiwijono. Pemerintah Indonesia telah menyiapkan strategi untuk merespons kebijakan proteksionis yang mungkin diterapkan oleh pemerintahan Trump, termasuk tarif impor 10-60 persen untuk produk dari Cina.

Susiwijono juga menyoroti peluang dari Inflation Reduction Act yang diterapkan AS, yang dapat dimanfaatkan oleh industri Indonesia. “Dengan dinamika global ini, kita harus siap meraih manfaat, termasuk dari dampak proteksionisme dan kebijakan perdagangan internasional,” tambahnya.

Kunjungan ini memperkuat hubungan bilateral Indonesia dengan dua ekonomi terbesar dunia, yaitu Cina dan AS, serta memberi sinyal positif bagi perekonomian nasional.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Dian Thenniarti
  • Rabu, 25 Desember 2024 | 17:28 WIB
Kini Pengiriman Tiket Kapal Feri ASDP Bisa via WhatsApp
  • Oleh Farizzy Adhy Rachman
  • Rabu, 25 Desember 2024 | 13:10 WIB
Menteri PANRB Pastikan Pelayanan Publik Tetap Berjalan selama Nataru 2024/2025
  • Oleh Farizzy Adhy Rachman
  • Rabu, 25 Desember 2024 | 12:29 WIB
Wamenaker Pastikan Hak Pekerja Terpenuhi selama Nataru 2024/2025
  • Oleh Dian Thenniarti
  • Rabu, 25 Desember 2024 | 11:20 WIB
Menhub: Puncak Arus Pergi Pertama Nataru 2024/2025 Berlangsung Ramai Lancar