- Oleh Mukhammad Maulana Fajri
- Senin, 4 November 2024 | 12:13 WIB
: Kemenperin mendorong industri kosmetik Indonesia untuk berkompetisi ke pasar global/ foto: Humas Kemenperin
Oleh Mukhammad Maulana Fajri, Rabu, 6 November 2024 | 12:26 WIB - Redaktur: Untung S - 136
Jakarta, InfoPublik – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berupaya agar industri kosmetik nasional tidak hanya berdaya saing di tingkat domestik, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia sebagai produsen kosmetik yang kompetitif di pasar global. Upaya ini dilakukan karena industri kosmetik masih memiliki prospek bisnis yang besar untuk dikembangkan di Indonesia.
“Kami bertekad untuk semakin memacu pertumbuhan industri kosmetik sekaligus meningkatkan daya saing dan keberlanjutan industrinya,” ujar Pelaksana Utara (Plt) Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil (IKFT) Reni Yanita pada Forum Komunikasi Bakohumas dengan tema “Dari Lokal ke Global: Menjadikan Industri Kosmetik Indonesia Pemain Utama” di Jakarta, Selasa (5/11/2024).
Reni mengemukakan bahwa pertumbuhan industri kecantikan, khususnya industri kosmetik nasional, semakin menjanjikan. Jumlah pelaku usaha industri kosmetik meningkat sebesar 43,11 persen dalam tiga tahun terakhir, dari 726 pelaku usaha pada tahun 2020 menjadi 1.039 pelaku usaha di 2023.
“Kelompok industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia, termasuk industri kosmetik, juga berkontribusi cukup signifikan, yaitu 6,8 persen terhadap PDB sektor industri pengolahan non-migas pada tahun 2023,” ungkap Reni. Kontribusi ini menempatkan posisi industri kosmetik di nomor dua setelah industri makanan yang menyumbang 17,2 persen.
Reni juga menyebutkan bahwa industri kosmetik yang termasuk dalam kelompok KBLI 20 kimia, berada dalam fase ekspansi selama 21 bulan berturut-turut, berdasarkan capaian Indeks Kepercayaan Industri (IKI). Kinerja industri kosmetik ini berkontribusi besar terhadap performa IKI bulan Oktober 2024 yang berada di fase ekspansi dengan angka 52,75.
“Pencapaian ini menunjukkan bahwa pelaku industri masih optimis terhadap kondisi iklim usaha Indonesia selama enam bulan ke depan,” ujarnya. Tren positif ini tidak terlepas dari dorongan inovasi industri dalam negeri, terutama industri kosmetik.
“Saat ini, tren memadukan bahan alami (organic based cosmetics) dari minyak atsiri, tumbuhan herbal, dan rumput laut mendorong industri lokal untuk berinovasi menciptakan produk berkualitas dengan nilai ekonomis tinggi,” jelas Reni.
Berdasarkan data Statista, pendapatan dari penjualan kosmetik natural secara global diperkirakan akan tumbuh dengan rata-rata 6,85 persen hingga tahun 2028. Sementara itu, pendapatan nasional dari industri kosmetik natural diperkirakan tumbuh dengan rata-rata 5,9 persen hingga tahun 2028.
Selaras dengan tren tersebut, Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi sumber bahan baku kosmetik natural dengan lebih dari 30.000 jenis tanaman berkhasiat. Namun, baru 350 jenis yang telah dimanfaatkan oleh industri. Peluang ini harus dimanfaatkan oleh industri lokal untuk menciptakan keunikan dan daya saing baru produk kosmetik.
Peluang lain bagi pelaku usaha kecantikan adalah pada kosmetik halal. “Dengan jumlah penduduk Muslim yang banyak dan mulai diwajibkannya produk halal di Indonesia, industri kosmetik nasional harus mampu menambah produksi dan varian kosmetik halal,” tutur Reni.
Data Indonesia Halal Economic Report 2021/2022 menunjukkan bahwa Indonesia merupakan negara dengan konsumen halal terbesar kedua, dengan nilai pasar sebesar USD4,19 miliar pada 2022. Selain itu, terdapat lebih dari 2 miliar penganut Muslim di dunia, atau seperempat populasi dunia pada 2023, yang mayoritas berada di benua Asia dan Afrika.
Kosmetik Berbasis Bahan Alami
Sebagai salah satu pelaku utama di industri kosmetik Indonesia, PT Mustika Ratu Tbk (MRAT) tidak hanya fokus pada keuntungan komersial, tetapi juga mengedepankan nilai-nilai kearifan lokal, inovasi, serta keberlanjutan. Dengan kombinasi ini, Mustika Ratu berhasil menjadi merek kosmetik yang relevan dan diminati, baik di pasar lokal maupun internasional.
Presiden Direktur PT Mustika Ratu Tbk, Bingar Egidius Situmorang, menyampaikan bahwa Mustika Ratu telah bermetamorfosis menjadi salah satu pelaku industri kosmetik terkemuka di Indonesia, dikenal dengan produk-produk berbasis bahan alami. Perusahaan ini telah berhasil menggabungkan warisan budaya tradisional dengan inovasi modern dalam sektor kecantikan.
PT Mustika Ratu Tbk secara resmi beroperasi sejak 1978 dan telah mengantongi sertifikat Good Manufacturing Process (GMP), yang mencakup Cara Pembuatan Kosmetika yang Baik (CPKB) dan Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB).
“Perizinan dan standar kami sudah lengkap, termasuk sertifikat ISO dan halal, sehingga produk Mustika Ratu aman bagi konsumen,” ujar Egi.
Terkait kinerja perusahaan, pada 2023, PT Mustika Ratu Tbk berhasil mencatatkan peningkatan penjualan bersih (net sales) sebesar 5,41 persen, dan kenaikan laba kotor (gross profit) sebesar 25,86 persen dibandingkan tahun 2022. Performa ini didukung oleh pertumbuhan dari produk perawatan diri (personal care) yang mencapai 7,13 persen.
“Kami bersyukur bahwa di tengah kondisi pasca-pandemi, perusahaan masih dapat berkembang, dengan harapan tentunya akan bisa lebih baik lagi,” imbuhnya. Selain itu, perseroan juga melakukan akselerasi perluasan pasar ekspor dengan menambah negara tujuan, dari 40 negara pada 2023 menjadi 43 negara pada tahun ini.
Dengan semangat agresif untuk menembus pasar global, PT Mustika Ratu Tbk terpilih dalam ajang Indonesia Halal Award (IHYA) 2023, memenangkan kategori “Best Export Expansion” dari Kementerian Perindustrian. “Kami berterima kasih kepada Kemenperin atas apresiasi tersebut,” tandas Egi.