- Oleh Dian Thenniarti
- Jumat, 27 Desember 2024 | 07:05 WIB
: Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo saat meninjau Jaringan Irigasi Komering di Bendung Perjaya, Sumsel pada Kamis (31/10/2024)/Foto : Biro Komunikasi Publik Kementerian PU
Oleh Farizzy Adhy Rachman, Jumat, 1 November 2024 | 15:00 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 254
Jakarta, InfoPublik – Pemerintah berkomitmen membangun dan rehabilitasi infrastruktur Sumber Daya Air (SDA), seperti bendungan dan jaringan irigasi. Hal ini dilakukan guna mendukung swasembada pangan yang menjadi salah satu prioritas utama Presiden RI Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Demikian ditegaskan Menteri Pekerjaan Umum (PU), Dody Hanggodo, saat meninjau Jaringan Irigasi Komering di Bendung Perjaya, Kecamatan Martapura, OKU Timur, Sumatera Selatan, Kamis (31/10/2024).
“Kami sepakat bahwa infrastruktur SDA sangat penting untuk mencapai target swasembada pangan. Bendungan, bendung, dan jaringan irigasi dari tingkat primer, sekunder hingga tersier akan terus kami bangun dan kembangkan hingga air bisa mengalir langsung ke sawah-sawah petani,” ungkap Menteri Dody.
Kunjungan kerja tersebut dilakukan untuk memastikan Bendung Perjaya beserta jaringan irigasi di sekitarnya dapat berfungsi optimal. Mengingat usia bendung yang telah mencapai 30 tahun, Menteri PU menyampaikan bahwa pihaknya merencanakan peremajaan Bendung Perjaya dan saluran irigasinya agar mampu mendukung kebutuhan air pertanian dalam jangka panjang.
Dengan adanya bendungan dan jaringan irigasi yang memadai, pemerintah berharap dapat meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) yang berkontribusi langsung terhadap produktivitas lahan pertanian masyarakat. “Kita perlu menjamin keberlanjutan dari sisi infrastruktur ini, bukan hanya untuk jangka pendek, tetapi juga untuk masa depan pertanian di Sumatera Selatan dan Lampung,” tambahnya.
Dody menjelaskan, daerah Irigasi (DI) Komering di Sumatera Selatan memiliki potensi besar dengan luas lahan pertanian sekitar 124.000 hektare (ha). Saat ini, layanan irigasi baru mencakup 74.600 ha, sedangkan sisa lahan masih bergantung pada sistem tadah hujan. Dengan rencana selesainya Bendungan Tiga Dihaji, yang berada di hulu DI Komering, pasokan air tambahan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan irigasi untuk 34.800 ha lahan pertanian lagi.
“Upaya ini bertujuan meningkatkan Indeks Pertanaman dari yang sekarang berada di angka 1,78, diharapkan dengan beroperasinya Bendungan Tiga Dihaji bisa naik menjadi 2,8 atau bahkan 2,9. Semua ini demi mendukung sektor pertanian,” terang Dody.
Bendungan Tiga Dihaji yang dibangun dengan kapasitas tampung 140 juta meter kubik (m3) dan luas genangan 577 ha memiliki manfaat lebih dari sekadar irigasi. Selain menambah pasokan air bagi Daerah Irigasi Komering, bendungan ini dirancang untuk menjaga stabilitas pasokan pada musim kemarau yang selama ini hanya mengandalkan aliran Sungai Komering.
Bendungan ini juga akan membantu mengurangi risiko banjir hingga 39,5 persen pada debit banjir berulang 50 tahun, memenuhi kebutuhan air baku sebesar 1 m3/detik, serta menghasilkan energi listrik sebesar 4x10 megawatt (MW).
Pembangunan Bendungan Tiga Dihaji telah mencapai progres konstruksi 66 persen dan ditargetkan selesai pada akhir tahun 2026. Selain fungsi utamanya sebagai sumber irigasi, bendungan ini juga akan difungsikan sebagai destinasi wisata lokal, menyediakan fasilitas untuk olahraga air, serta menjaga konservasi sumber daya air di kawasan tersebut.
Dalam kunjungan ini, hadir juga Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian PU Mohammad Zainal Fatah, Direktur Jenderal (Dirjen) Sumber Daya Air Bob Arthur Lombogia, Staf Ahli Menteri Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan Endra S. Atmawidjaja, Direktur Irigasi dan Rawa Ditjen SDA Bastari, dan Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Sumatera VIII Feriyanto Pawenrusi.