PLTU Tanjung Jati B Unit 5 dan 6 Gunakan Teknologi Ultra-Supercritical untuk Kurangi Emisi Karbon

: PLTU Jawa 4 di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Foto: ANTARA


Oleh Eko Budiono, Kamis, 24 Oktober 2024 | 16:09 WIB - Redaktur: Untung S - 208


Jakarta, InfoPublik – Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jawa 4 atau Tanjung Jati B Unit 5 dan 6 yang dikelola oleh PT Bhumi Jati Power (BJP) mengadopsi teknologi pembakaran batu bara Ultra-Supercritical (USC). Langkah ini diambil sebagai upaya untuk menekan emisi karbon dan meningkatkan efisiensi operasional pembangkit listrik.

"Penggunaan teknologi ini menunjukkan komitmen perusahaan terhadap pengelolaan lingkungan yang lebih baik serta pengurangan emisi gas rumah kaca," kata Direktur Bhumi Jati Power, Boy Gemino Kalauserang, dalam keterangan resminya, Kamis (24/10/2024).

PLTU Jawa 4 atau Tanjung Jati B Unit 5 dan 6 telah beroperasi secara komersial sejak September 2022. Boy menegaskan bahwa setelah memasuki tahap Commercial Operation Date (COD), pengoperasian berkelanjutan (sustainable operation) selama 25 tahun menjadi fokus utama.

"COD merupakan titik awal bagi kami untuk memastikan operasi yang berkelanjutan hingga 25 tahun ke depan," jelasnya.

Berbeda dengan pembangkit listrik lainnya, PLTU ini mengadopsi teknologi Ultra-Supercritical (USC), yang merupakan salah satu teknologi terbaik dalam pembakaran batu bara. Teknologi ini memungkinkan efisiensi termal uap yang lebih tinggi, sehingga mengurangi konsumsi batu bara dibandingkan dengan teknologi konvensional lainnya.

"Teknologi USC memberikan efisiensi yang lebih tinggi dalam siklus termal uap dan memungkinkan pengurangan konsumsi bahan bakar," tambah Boy.

Ia juga menjelaskan beberapa keunggulan utama teknologi USC. Pertama, efisiensi tinggi—USC memungkinkan pembangkit listrik menghasilkan lebih banyak listrik dari jumlah bahan bakar yang sama. Kedua, teknologi ini mengurangi emisi gas rumah kaca, membantu mengurangi dampak lingkungan dari pembangkit listrik berbasis batu bara. Ketiga, penggunaan uap pada suhu dan tekanan yang sangat tinggi mengurangi limbah panas, sehingga operasi pembangkit menjadi lebih efisien.

"Teknologi USC mampu menurunkan emisi CO2 secara signifikan, baik dalam jumlah ton CO2 per tahun maupun per kWh," tegas Boy.

PT Bhumi Jati Power (BJP) merupakan perusahaan Independent Power Producer (IPP) yang didirikan oleh tiga sponsor utama: Sumitomo Corporation, The Kansai Electric Power Co., Inc., dan PT United Tractors Tbk melalui anak usahanya, PT Unitra Persada Energia (UPE).

BJP mengelola PLTU Unit 5 dan 6 dengan kapasitas 2x1.000 MW, yang berlokasi di Kompleks PLTU Tanjung Jati B, Kabupaten Jepara, Provinsi Jawa Tengah. PLTU Unit 5 dan 6 merupakan bagian dari proyek perluasan Kompleks PLTU Tanjung Jati B.

Dalam menjalankan operasinya, BJP berkomitmen untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan pembangunan sosial di Indonesia melalui penggunaan teknologi ramah lingkungan dan praktik utilitas terbaik.

"Kami berkomitmen untuk mengoperasikan pembangkit listrik yang stabil, efisien, dan ramah lingkungan," ungkap Boy.

Pada 21 Desember 2015, BJP menandatangani perjanjian jual beli listrik jangka panjang (Power Purchase Agreement / PPA) dengan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). Berdasarkan PPA tersebut, pembangunan dan pengoperasian PLTU Tanjung Jati B Unit 5 dan 6 dilakukan dengan skema Build, Own, Operate, and Transfer (BOOT).

"Ini berarti BJP akan membangun, memiliki, dan mengoperasikan PLTU Tanjung Jati B Unit 5 dan 6, di mana listrik yang dihasilkan selama masa operasi komersial akan dijual kepada PLN selama 25 tahun," tutup Boy.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Dian Thenniarti
  • Senin, 7 Oktober 2024 | 20:29 WIB
ASDP Tanam Tiga Ribu Pohon Mangrove di Tangerang