- Oleh Mukhammad Maulana Fajri
- Kamis, 26 Desember 2024 | 21:34 WIB
: Kementerian perdagangan RI/ foto: Humas Kemendag
Oleh Mukhammad Maulana Fajri, Selasa, 22 Oktober 2024 | 10:09 WIB - Redaktur: Untung S - 399
Jakarta, InfoPublik – Pemerintah Indonesia melalui Atase Perdagangan Kairo, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kairo, dan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) berkolaborasi untuk meningkatkan ekspor produk udang vaname dalam negeri ke pasar Mesir. Salah satu langkah konkrit dalam upaya ini adalah kunjungan ke tambak budidaya udang vaname milik PT Esaputlii Prakarsa Utama (EPU) di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, pada Rabu (16/10/2024).
“Pemerintah RI terus bersinergi untuk menggenjot ekspor produk udang vaname ke pasar Mesir. Kunjungan ini merupakan bentuk dukungan pemerintah kepada PT EPU, yang memiliki ketersediaan produk udang vaname untuk memenuhi permintaan pasar domestik dan diharapkan juga memenuhi permintaan pasar Timur Tengah, khususnya Mesir,” ujar Duta Besar (Dubes) RI untuk Mesir, Lutfi Rauf, dalam siaran pers Kementerian Perdagangan yang diterima pada Selasa (22/10/2024).
Dubes Lutfi didampingi oleh Atase Perdagangan Kairo, M. Syahran Bhakti S, serta Pelaksana Fungsi Ekonomi KBRI Kairo, Rifki Rustam Arsyad. Hadir pula dalam kesempatan itu Direktur Utama PT EPU, Ahmad Bhakty Baramul, Kepala Cabang PT EPU Parigi Moutong, Efendi Batjo, Kepala Gudang Pendingin PT EPU, Thomas Pattiapon, Konsultan Pasar Timur Tengah PT EPU, Moh. Khaliq Prabowo, dan perwakilan dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Tengah.
Dubes Lutfi menjelaskan bahwa produk udang vaname yang dibudidayakan oleh PT EPU merupakan salah satu produk perikanan dan hasil laut Indonesia yang sangat diminati di pasar Mesir. Menurutnya, Mesir adalah pasar potensial bagi produk-produk unggulan Indonesia, termasuk udang vaname.
“Konsumen Mesir sangat menyukai produk perikanan dan hasil laut Indonesia, termasuk udang vaname. Ini menunjukkan bahwa udang vaname dari Indonesia memiliki kualitas dan daya saing yang tinggi. Momentum ini harus dimanfaatkan untuk meningkatkan volume ekspor ke pasar Mesir,” ungkap Dubes Lutfi.
Sementara itu, Atase Perdagangan Kairo, M. Syahran Bhakti S, menyatakan bahwa digitalisasi data operasional budidaya udang saat ini yang mempertimbangkan keberlanjutan usaha dan lingkungan akan memberikan nilai positif bagi PT EPU. Hal ini diharapkan dapat menarik minat pembeli potensial dari Mesir dan negara-negara sekitarnya.
“Pada tahun 2023, produk perikanan dan hasil laut Indonesia dengan kode sistem harmonisasi (HS code) 1604 yang diekspor ke Mesir mencapai USD 2 juta atau setara dengan Rp30 miliar. Selain itu, ekspor produk ikan beku dengan kode HS 0303 berhasil meraih USD 855 ribu atau setara Rp13,2 miliar,” jelas Syahran.
Direktur Utama PT EPU, Ahmad Bhakty Baramul, mengungkapkan bahwa PT EPU telah membuka tambak udang vaname seluas 245,96 hektar di Kabupaten Parigi Moutong dan Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah. Upaya ini bertujuan untuk mewujudkan visi PT EPU sebagai industri perikanan budidaya yang terintegrasi, modern, dan terkemuka di Indonesia, khususnya dalam produk udang vaname.
“Kami berharap dapat melakukan panen sebanyak tiga kali dalam setahun. Hasil panen ini diharapkan mencapai 12,4 ribu ton, yang akan memenuhi permintaan domestik seluruh nusantara dan juga memenuhi permintaan ekspor ke berbagai negara, termasuk Amerika Serikat, Republik Rakyat Tiongkok, Jepang, Australia, Uni Eropa, serta negara-negara di Asia dan Timur Tengah,” ujar Bhakty.