- Oleh MC KOTA SINGKAWANG
- Selasa, 19 November 2024 | 22:43 WIB
: Foto: HUMAS KKP
Jakarta, InfoPublik - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memastikan pemanfaatan hasil sedimentasi di perairan Morodemak, Jawa Tengah, sebagai langkah strategis untuk mendukung kehidupan masyarakat pesisir. Kebijakan ini diambil untuk mencegah abrasi, memperbaiki alur kapal yang mengalami pendangkalan, dan meningkatkan kualitas ekosistem pesisir.
Sedimentasi di kawasan pesisir Morodemak merupakan tantangan utama yang mengganggu ekosistem laut dan aktivitas nelayan setempat. Akumulasi sedimen di laut mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan pesisir, sehingga menghambat aktivitas nelayan dan mengancam kesejahteraan mereka.
“Pengelolaan sedimentasi ini bertujuan untuk meningkatkan daya dukung dan daya tampung ekosistem pesisir,” ujar Suharyanto, Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Perencanaan Ruang Laut Ditjen Pengelolaan Kelautan dan Perikanan KKP, dalam keterangan pers, Kamis (17/10/2024).
Suharyanto menekankan bahwa pengelolaan sedimentasi tidak hanya berfokus pada pembersihan, tetapi juga memperhatikan dampak jangka panjang. Selain itu, pengelolaan yang baik dapat meningkatkan hasil tangkapan nelayan karena jalur pelayaran menjadi lebih aman, sehingga kapal nelayan tidak lagi terjebak di perairan dangkal akibat sedimentasi.
"Kami berharap langkah ini bisa diadopsi oleh daerah pesisir lainnya di Indonesia," kata Suharyanto.
Sementara itu, Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro, Prof. Denny Nugroho Sugianto, menekankan pentingnya pemanfaatan sedimentasi dalam rehabilitasi ekosistem pesisir Morodemak yang sudah mengalami kerusakan signifikan.
“Pemanfaatan sedimen yang tepat dapat memberikan manfaat ganda, yaitu memulihkan ekosistem pesisir yang rusak dan membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.
Sebagai pakar coastal engineering, Prof. Denny menyoroti kerusakan di wilayah pesisir Demak, seperti kemunduran garis pantai, rusaknya ekosistem mangrove, dan kerusakan tambak akibat abrasi. Ia menekankan bahwa pemanfaatan sedimentasi sangat penting untuk mengurangi beban masyarakat yang terdampak.
Menurut Prof. Denny, pengelolaan sedimen berperan dalam mengembalikan keseimbangan alami pesisir, sehingga fungsi lingkungan dapat pulih secara optimal. Namun, pengelolaan ini memerlukan pendekatan holistik dengan melibatkan pemerintah, akademisi, dan masyarakat lokal.
Sebagai bagian dari upaya rehabilitasi, akan dilakukan pemasangan breakwater menggunakan buis beton yang diproduksi secara lokal. Buis beton ini diisi dengan sedimen, ditutup karung untuk mencegah penyebaran, dan disusun berlapis sebagai pelindung terhadap gelombang laut.
Dengan pengelolaan sedimentasi yang terencana serta partisipasi aktif masyarakat, diharapkan ekosistem pesisir dapat pulih secara berkelanjutan dan meningkatkan ketahanan masyarakat pesisir dalam menghadapi tantangan lingkungan.