- Oleh Farizzy Adhy Rachman
- Jumat, 22 November 2024 | 19:16 WIB
: Plt Sestama Bapanas Sarwo Edhy saat menghadiri acara Peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-44 Tingkat Provinsi Jawa Timur di Surabaya pada Rabu (16/10/2024)/Foto : Humas Bapanas
Oleh Farizzy Adhy Rachman, Kamis, 17 Oktober 2024 | 18:05 WIB - Redaktur: Untung S - 403
Jakarta, InfoPublik – Peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) tahun ini mengusung tema “Right to Foods for a Better Life and a Better Future”, yang menekankan pentingnya pemenuhan hak atas pangan bagi semua orang. Hak atas pangan tidak hanya mencakup ketersediaan makanan, tetapi juga kualitas gizi dan keamanan pangan yang dikonsumsi.
Hal itu diungkapkan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Utama (Sestama) Badan Pangan Nasional (Bapanas)/National Food Agency (NFA), Sarwo Edhy, dalam acara Peringatan HPS ke-44 Tingkat Provinsi Jawa Timur yang diselenggarakan di Surabaya pada Rabu (16/10/2024).
Sarwo Edhy menyebutkan bahwa selain kekurangan gizi, kelebihan gizi juga menjadi tantangan yang harus dihadapi. Oleh karena itu, penerapan pola makan bergizi seimbang menjadi sangat penting. “Permasalahan pangan tidak hanya soal jumlah, tetapi juga kualitas. Pangan yang cukup belum tentu mampu menyelesaikan masalah gizi yang ada. Prinsip B2SA (Beragam, Bergizi Seimbang, dan Aman) adalah investasi untuk tubuh kita agar tetap sehat, aktif, dan produktif,” ujarnya dalam keterangan pers yang diterima InfoPublik pada Kamis (17/10/2024).
Sestama Bapanas mengajak masyarakat untuk menerapkan tiga langkah sederhana guna menciptakan pola konsumsi yang sehat, yaitu: mengonsumsi aneka ragam pangan dengan konsep "Isi Piringku", memastikan pangan yang dikonsumsi aman, dan memilih pangan lokal nusantara. "Penjaminan bahwa pangan aman dikonsumsi juga merupakan bagian dari upaya penting kami," tegasnya.
Bapanas memiliki kewenangan untuk mengawasi keamanan pangan, mutu, gizi, label, dan iklan pangan segar. Pengawasan keamanan pangan merupakan urusan pemerintahan konkuren yang melibatkan pemerintah pusat dan daerah. Tahun ini, Bapanas telah melakukan penilaian terhadap sistem manajemen pengawasan keamanan pangan segar di 27 provinsi dan 93 kabupaten/kota, termasuk di 10 kabupaten/kota di Jawa Timur.
Dalam kesempatan yang sama, Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono, menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, petani, dan masyarakat untuk menjaga keberlanjutan sistem pangan di tengah ancaman krisis pangan global. Ia juga mengajak semua pihak untuk berkomitmen terhadap diversifikasi pangan dan pengembangan pertanian berkelanjutan di Jawa Timur. "Kita perlu membangun sistem pangan yang berkeadilan, tangguh, dan berkelanjutan," jelas Adhy.
Pada peringatan HPS tahun ini, berbagai penghargaan diberikan kepada bupati, wali kota, dan kepala desa yang berkontribusi dalam ketahanan pangan, serta inovator teknologi pangan. Selain itu, Adhy juga menyerahkan bantuan simbolis kepada kelompok tani dan meninjau Festival Pangan Lokal B2SA serta Agribisnis Festival yang diikuti oleh 50 stan dari berbagai kabupaten/kota.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, juga menyerukan ajakan kepada seluruh stakeholder, mulai dari akademisi, pelaku usaha, pemerintah, asosiasi, hingga media, untuk bersinergi dalam membangun ketahanan pangan berbasis kemandirian dan kedaulatan pangan. "Mari pastikan seluruh rakyat Indonesia memiliki akses pangan berkualitas sebagai fondasi kuat menuju Indonesia Emas 2045," pungkas Arief.