Kemperin Catat Perkembangan Ekspor Industri Perhiasan Capai USD4 Juta

: Penyelenggaraan Surabaya International Jewellery Fair (SIJF) 2024 di Surabaya/ foto: Humas Kemenperin


Oleh Mukhammad Maulana Fajri, Selasa, 15 Oktober 2024 | 18:20 WIB - Redaktur: Untung S - 79


Jakarta, InfoPublik – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat perkembangan ekspor industri perhiasan Indonesia hampir mencapai USD4 juta. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang diolah oleh Kemenperin, nilai ekspor barang perhiasan dan barang berharga Indonesia pada periode Januari hingga Agustus 2024 mencapai USD3,94 juta, mengalami peningkatan sebesar 15,98 persen secara kumulatif dibandingkan dengan capaian pada periode yang sama 2023 yang sebesar USD3,4 juta.

Industri perhiasan Indonesia memiliki potensi besar untuk terus berkembang, didorong oleh kekayaan budaya, keragaman sumber daya alam seperti emas, perak, dan batu mulia, serta kreativitas para perajin lokal. Sebagai negara yang kaya akan tradisi pembuatan perhiasan yang telah diwariskan dari generasi ke generasi, para perajin Indonesia mampu menghasilkan karya yang tidak hanya memukau di pasar lokal tetapi juga menarik perhatian pasar internasional.

Dengan potensi tersebut, Kementerian Perindustrian terus aktif membawa pelaku industri perhiasan dalam negeri untuk menjangkau pasar yang lebih luas dan berkelanjutan. Ini diwujudkan oleh Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin yang turut berpartisipasi dalam pameran industri perhiasan berskala internasional, yaitu Surabaya International Jewellery Fair (SIJF) 2024, yang diselenggarakan pada 10-13 Oktober 2024.

Direktur Jenderal IKMA Kemenperin, Reni Yanita, menyampaikan bahwa di tengah era globalisasi dan persaingan bisnis yang ketat, industri perhiasan dalam negeri mampu menunjukkan kinerja yang cemerlang. “Industri perhiasan tanah air memiliki peranan penting dalam peningkatan nilai ekspor Indonesia,” ujar Reni dalam keterangannya di Jakarta pada Selasa (15/10/2024).

Berdasarkan data dari Trademap.org, pada 2023, Indonesia menduduki peringkat ke-12 sebagai negara eksportir perhiasan ke dunia dengan pangsa pasar (market share) sebesar 2,4 persen, dengan tujuan pasar utama ke Amerika Serikat, India, Hong Kong, China, dan Swiss.

“Peningkatan ini menunjukkan bahwa sektor industri perhiasan berpotensi untuk terus tumbuh dan berkembang di pasar internasional, dan kami optimistis capaian ekspornya akan terus bertambah,” imbuh Reni.

Capaian tersebut juga didukung oleh meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya manajemen keuangan, termasuk melalui investasi, yang turut berperan dalam meningkatkan permintaan pasar atas industri perhiasan.

“Selain sebagai perhiasan, emas dalam bentuk logam mulia semakin digemari oleh masyarakat sebagai instrumen investasi yang dinilai aman dan menguntungkan, terutama dari sisi nilai jual kembali. Peningkatan harga emas saat ini juga mendorong kenaikan permintaan terhadap logam mulia,” imbuh Reni.

Saat ini, konsumen juga dipermudah dengan hadirnya berbagai platform penyedia transaksi pembelian dan penjualan logam mulia, baik secara konvensional (fisik) maupun daring. Diversifikasi produk logam mulia yang kini tersedia dalam berbagai ukuran, mulai dari 0,001 gram hingga 100 gram, memberikan fleksibilitas lebih bagi masyarakat dalam memilih produk investasi.

“Hal ini memberikan dampak positif pada peningkatan nilai perdagangan dan mendorong masyarakat untuk lebih aktif berinvestasi dalam bentuk logam mulia,” ujar Reni.

Direktur Industri Aneka, dan IKM Kimia, Sandang dan Kerajinan, Alexandra Arri Cahyani, menyampaikan bahwa sebanyak 20 IKM perhiasan binaan mendapatkan fasilitasi untuk pameran SIJF 2024. “Para peserta ini telah melalui serangkaian tahapan mulai dari seleksi hingga proses kurasi, serta berasal dari berbagai daerah seperti DKI Jakarta, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Bali, dan Kalimantan Selatan,” paparnya.

Alexandra juga menuturkan bahwa pihaknya selalu menyampaikan kepada para pelaku IKM bahwa keamanan transaksi dan tingkat kepercayaan konsumen menjadi tantangan tersendiri yang perlu dicermati agar tetap kompetitif. Pelaku industri juga harus berkomitmen untuk menjaga standar dan kualitasnya, sehingga pasar yang telah terbentuk dapat terjaga keberlangsungan dan perkembangannya.

“Kami sangat optimis jika pelaku industri perhiasan mampu menjaga keberlanjutan pertumbuhan pasar dalam negeri, maka akan berdampak positif bagi kemampuan industri perhiasan dalam menembus pasar global,” ujar Alexandra.

Pameran SIJF 2024 tidak hanya diikuti oleh para pelaku industri perhiasan, tetapi juga oleh sektor industri pendukung seperti pabrikan, distributor, toko, perusahaan permesinan, desainer, dan perajin lokal. Hal ini menjadi wadah yang sangat baik bagi para pelaku IKM untuk dapat memperluas jejaring bisnis dan pasarnya.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Farizzy Adhy Rachman
  • Selasa, 15 Oktober 2024 | 21:13 WIB
Realisasi Investasi Triwulan III 2024 Capai Rp431,5 Triliun, Tumbuh 15,3 Persen YoY
  • Oleh Farizzy Adhy Rachman
  • Selasa, 15 Oktober 2024 | 21:03 WIB
Minat Investor Asing Meningkat di IKN, Proyek Solar Panel Singapura Siap Hadir
  • Oleh Farizzy Adhy Rachman
  • Selasa, 15 Oktober 2024 | 06:50 WIB
1 Dekade Pemerintahan Jokowi, Papua tidak lagi Jadi Penonton Investasi
  • Oleh Farizzy Adhy Rachman
  • Minggu, 13 Oktober 2024 | 11:30 WIB
Peningkatan Investasi Berorientasi Ekspor Kunci Pertumbuhan Ekonomi Nasional
  • Oleh MC KOTA PADANG
  • Minggu, 13 Oktober 2024 | 20:27 WIB
POC Darsa Rupawan SMK SMAK Padang Berkontribusi terhadap Reformasi Birokrasi
  • Oleh Eko Budiono
  • Sabtu, 12 Oktober 2024 | 23:07 WIB
PEPARNAS XVII Dorong Pertumbuhan Ekonomi dan Investasi di Surakarta
  • Oleh MC KAB BALANGAN
  • Kamis, 10 Oktober 2024 | 14:23 WIB
DPMPTSP Balangan Gelar Ekspose Awal Kajian IPRO untuk Tingkatkan Investasi