: Foto: Humas Ekon
Jakarta, InfoPublik - Pada rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-44 dan 45 di hari kedua, yang diawali dengan KTT ke-27 ASEAN – RRT, pada Kamis (10/10) di National Convention Center, Vientiane Laos, Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin menegaskan pentingnya penguatan kerja sama ekonomi hijau, ekonomi digital, rantai pasok, serta penguatan UMKM.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto turut mendampingi Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin yang memimpin Delegasi RI. Pertemuan ini dihadiri oleh seluruh Kepala Pemerintahan Negara Anggota ASEAN kecuali Myanmar (diwakili oleh Menteri Luar Negeri), dan juga Perdana Menteri Timor Leste, Perdana Menteri RRT Li Qiang, dan Sekretaris Jenderal ASEAN.
Dalam setahun terakhir ini, kerja sama ASEAN dan RRT melaju pesat di tengah meningkatnya ketidakpastian global. Selain Amerika Serikat, RRT menjadi mitra dagang terbesar sekaligus sumber investasi langsung terbesar di ASEAN.
“Selama 15 tahun berturut-turut, RRT menjadi mitra dagang terbesar ASEAN, dengan nilai perdagangan mencapai USD696,7 miliar pada 2023 lalu,” ungkap Wapres Ma’ruf Amin dalam pernyataannya pada KTT ASEAN-RRT ini.
Perjanjian perdagangan bebas antara ASEAN-RRT dikembangkan sektornya menjadi lebih luas. Untuk terus memberikan manfaat bagi kedua pihak, selanjutnya Wapres Ma’ruf Amin menegaskan bahwa Indonesia mengharapkan penguatan kemitraan ASEAN-RRT yang harus semakin inklusif dan berkelanjutan.
“Perluasan akses pasar, inovasi dan adaptasi adalah kunci mencapai kemakmuran. Saya mengapresiasi selesainya negosiasi Peningkatan Perjanjian Perdagangan ASEAN RRT 3.0 yang akan memperkuat kerja sama kita di bidang ekonomi hijau, ekonomi digital, rantai pasok dan dukungan untuk UMKM,” terang Wapres Ma’ruf Amin.
Dalam pertemuan ini juga, Perdana Menteri Li menyampaikan beberapa komitmen untuk penguatan hubungan ASEAN-RRT, yakni antara lain meningkatkan dukungan pembangunan infrastuktur rel kereta dan pelabuhan di negara-negara ASEAN, mendorong implementasi AC FTA 3.0, memperluas kerja sama pembayaran lintas batas dan Local Currency Settlement (LCS), menambah pendanaan untuk ASEAN-China Cooperation Fund (ACCF), serta meningkatkan jumlah penerima beasiswa ASEAN-China Youth Leaders Scholarship (ACYLS) menjadi dua kali lipat dalam lima tahun mendatang.
Di antara lima hal yang diadopsi pada pertemuan KTT ini, salah satunya adalah ASEAN-China Leaders’ Joint Statement on the Substantial Conclusion of the ACFTA 3.0 Upgrade Negotiation, yang sebelumnya telah disahkan oleh para Menteri Ekonomi ASEAN (AEM) dalam pertemuan Konsultasi AEM-MOFCOM ke-23 pada September 2024. Deklarasi bersama ini menandai babak baru kerja sama ekonomi ASEAN dan RRT, karena ACFTA 3.0 telah memasukkan isu baru dalam perdagangan seperti rantai pasok, ekonomi digital, hingga ekonomi hijau.
Menko Airlangga dalam pertemuan para Menteri Dewan Masyarakat Ekonomi ASEAN yang mengawali pelaksanaan KTT ini, juga mengajak semua negara Anggota ASEAN untuk mempercepat penyelesaian perundingan Digital Economy Framework Agreement (DEFA) sebagai salah satu program kerja sama unggulan ASEAN dalam menghadapi perkembangan ekonomi digital yang sangat pesat. Selain itu, Menko Airlangga juga mengajak ASEAN lebih konkret merealisasikan proyek ASEAN Power Grid, transisi energi, dan penguatan rantai pasok.
Bagi kawasan ASEAN, RRT masih menjadi negara mitra dagang terbesar saat ini, sedangkan bagi RRT tercatat bahwa perdagangan dengan negara-negara ASEAN pada 2023 mencapai 15,9% dari total perdagangan luar negeri Tiongkok. Selain itu, RRT juga menjadi negara sumber foreign direct investment (FDI) terbesar ketiga di kawasan ASEAN, dengan nilai investasi sebesar USD17,3 miliar pada tahun yang sama.