- Oleh Mukhammad Maulana Fajri
- Selasa, 26 November 2024 | 17:15 WIB
: Wakil Menteri Perdagangan, RI Jerry Sambuaga/ foto: Humas kemendag
Oleh Mukhammad Maulana Fajri, Kamis, 10 Oktober 2024 | 10:23 WIB - Redaktur: Untung S - 213
Jakarta, InfoPublik – Dewan Masyarakat Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community Council/AECC) mendorong isu keberlanjutan serta kerja sama digital untuk memperkuat integrasi ekonomi antar Kawasan.
Pertemuan pamungkas tingkat menteri di pilar ekonomi itu digelar pada Senin (7/10/2024) di Vientiane, Laos. Wakil Menteri Perdagangan, RI Jerry Sambuaga hadir sebagai Ketua Delegasi RI pada pertemuan tersebut.
Agenda utama Pertemuan AECC membahas beberapa isu strategis yang krusial bagi penguatan integrasi ekonomi kawasan. Salah satu hasil penting dari pertemuan itu adalah pengesahan ASEAN Declaration on Enhancing Supply Chain Connectivity (SCC). Deklarasi lainnya yang juga disahkan adalah Leaders’ Statement on the Substantial Conclusion of the ACFTA 3.0 Upgrade Negotiation.
“Kedua deklarasi memegang peranan yang sangat penting untuk perekonomian kawasan. Deklarasi SCC bertujuan memperkuat rantai pasok ASEAN dalam meningkatkan daya saing, ketahanan, keberlanjutan ekonomi regional, serta meningkatkan keterhubungan antarnegara. Isu keberlanjutan ini juga masuk dalam peningkatan Persetujuan Perdagangan Bebas ASEAN dan Tiongkok (upgrading ASEAN–China Free Trade Agreement/ACFTA),” ujar Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan RI, Djatmiko Bris Witjaksono dikutip dari siaran pers Kemendag pada Kamis (10/10/2024).
Menurut Djatmiko, peningkatan persetujuan itu menandai langkah maju yang signifikan dalam memperkuat hubungan ekonomi regional ASEAN dengan Tiongkok. “Dalam peningkatan persetujuan ASEAN dengan Tiongkok, ditambahkan sejumlah elemen baru. Di antaranya, kerja sama di bidang usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), rantai pasok, ekonomi hijau, serta ekonomi digital,” ujarnya.
Pertemuan ke-24 AECC juga menekankan urgensi percepatan perundingan ASEAN Digital Economy Framework Agreement (DEFA) sebagai langkah strategis memajukan digitalisasi dan meningkatkan interoperabilitas di kawasan. ASEAN DEFA menjadi salah satu pencapaian signifikan dalam Keketuaan Indonesia 2023. Hingga saat ini, perundingan ASEAN DEFA telah mencapai enam putaran.
Menanggapi berjalannya perundingan ASEAN DEFA, Direktur Perundingan ASEAN Kemendag RI, Dina Kurniasari mengatakan, para menteri AECC sepakat untuk mengintensifkan perundingan. Para menteri menaruh harapan yang tinggi pada ASEAN DEFA setelah disahkan nantinya.
“Para menteri AECC sepakat untuk mengintensifkan perundingan DEFA sehingga dapat diselesaikan tahun depan. Para menteri berharap, ASEAN dapat bertransformasi menjadi pusat ekonomi digital yang kompetitif dan berkelanjutan sehingga siap menghadapi tantangan dan peluang di era digital yang semakin berkembang. Pejabat Senior Ekonomi ASEAN (SEOM) juga selalu memonitor hasil perundingannya dan akan dilaporkan pada Pertemuan Tingkat Menteri mendatang,” ujar Dina.
Hasil Pertemuan ke-24 AECC akan dilaporkan ke tingkat kepala negara pada Pertemuan ke-44 dan ke-45 Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN serta KTT Terkait lainnya yang akan berlangsung pada 8–10 Oktober 2024 di Vienttiane. Delegasi dari Direktorat Perundingan ASEAN Kemendag RI menjadi bagian dari delegasi inti dari Pertemuan AECC dan rangkaian KTT tersebut.