- Oleh MC KOTA PADANG
- Minggu, 24 November 2024 | 04:13 WIB
: Program Tol Laut, Angkutan Perintis, dan Angkutan Ternak jadi program unggulan Ditjen Hubla untuk mewujudkan Indonesia yang lebih adil dan sejahtera dengan cara meningkatkan konektivitas antar pulau. Foto : Kemenhub
Oleh Dian Thenniarti, Selasa, 8 Oktober 2024 | 18:15 WIB - Redaktur: Untung S - 227
Jakarta, InfoPublik – Tol Laut, Angkutan Perintis, dan Angkutan Ternak merupakan upaya strategis pemerintah dalam mewujudkan Indonesia yang lebih adil dan sejahtera melalui peningkatan konektivitas antar pulau. Direktorat Jenderal Perhubungan Laut (Ditjen Hubla) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengusulkan agar ketiga program itu dilanjutkan sebagai bagian dari rencana strategis di era pemerintahan Presiden terpilih Prabowo Subianto (2025 - 2029).
Melalui program Tol Laut, pemerintah berkomitmen untuk mendukung pembangunan di wilayah tertinggal, terdepan, terluar, dan perbatasan (3TP) dengan tujuan mengurangi kelangkaan barang dan menekan disparitas harga. Keberadaan Tol Laut telah membuka peluang ekonomi baru di daerah-daerah yang sulit berkembang karena terbatasnya akses transportasi.
Selain itu, Tol Laut berperan sebagai jembatan kemanusiaan, mendukung distribusi bantuan saat hari besar keagamaan dan bencana alam, serta memudahkan konektivitas antar wilayah.
Jumlah trayek dan armada kapal dalam program Tol Laut pun mengalami peningkatan signifikan. Bermula dari 3 trayek pada 2015, layanan ini berkembang menjadi 39 trayek pada 2024. Jumlah pelabuhan singgah juga meningkat dari 11 pelabuhan pada 2015 menjadi 114 pelabuhan pada 2024. Adapun volume muatan meningkat dari 30 ton dengan 88 TEU’s pada 2015 menjadi 989,75 ton dengan 31,878 TEUs pada 2024.
Capt. Hartanto, Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Ditjen Hubla, mengakui bahwa pelaksanaan program Tol Laut sangat kompleks dan memerlukan koordinasi antara pemerintah daerah dan pelaku industri. "Kami berharap pemerintah daerah dapat terus mendukung program ini," ujarnya.
Selain Tol Laut, Ditjen Hubla juga mengoperasikan Kapal Ternak dan Kapal Perintis, yang memiliki peran penting dalam mendukung mobilitas masyarakat di wilayah terpencil dan memperlancar distribusi ternak dari sentra produksi ke daerah-daerah konsumsi.
"Saat ini, Kapal Perintis melayani 107 trayek, sementara Kapal Ternak melayani 6 trayek. Keduanya bukan hanya sebagai sarana transportasi, tetapi juga bagian penting dari upaya pemerintah meningkatkan ketahanan pangan nasional," jelas Capt. Antoni Arif Priadi, Dirjen Perhubungan Laut, dalam acara Coffee Morning bersama Forum Wartawan Perhubungan di Jakarta, Selasa (8/10/2024).
Dalam kesempatan tersebut, Capt. Hartanto menambahkan bahwa Ditjen Hubla telah mengajukan anggaran sebesar Rp1,124 triliun untuk program Tol Laut pada 2025. "Kami sudah mengajukan anggaran untuk 2025, dan kemungkinan besar program ini akan terus berjalan. Kami akan menambah kapal dan memperbaiki ketepatan waktu operasional untuk mempertahankan prestasi yang telah dicapai," tambahnya.
Terkait Angkutan Ternak, Capt. Hartanto menjelaskan bahwa pengiriman sapi dilakukan melalui jalur darat dan laut, masing-masing dengan prosedur khusus untuk menjaga kualitas ternak selama perjalanan. Kapal khusus angkutan ternak memperhatikan prinsip animal welfare, untuk menciptakan kondisi pengangkutan yang nyaman bagi ternak.
"Dampak positif dari adanya Kapal Ternak adalah penurunan penyusutan bobot ternak, dari 12 persen sebelum adanya kapal menjadi hanya 2,5 persen per sapi," imbuhnya.