- Oleh Dian Thenniarti
- Selasa, 8 Oktober 2024 | 18:15 WIB
: Kegiatan International Day of Awareness of Food Loss and Waste 2024 yang diselenggarakan oleh Bapanas dan Pemerintah Kota Surakarta pada Minggu (29/9/2024)/Foto : Humas Bapanas
Oleh Farizzy Adhy Rachman, Senin, 30 September 2024 | 14:10 WIB - Redaktur: Untung S - 260
Jakarta, InfoPublik – Badan Pangan Nasional (Bapanas) atau National Food Agency (NFA) terus meningkatkan upaya untuk menekan perilaku boros dan membuang pangan melalui strategi pengelolaan Susut dan Sisa Pangan (SSP). Langkah ini menjadi bagian dari upaya pemerintah mewujudkan ketahanan pangan berkelanjutan menuju Indonesia Emas 2045.
Pemerintah menargetkan pengurangan SSP sebesar 50 persen pada 2030 dan 75 persen pada 2045, dengan total SSP ditekan hingga 60 ribu ton. Deputi Kerawanan Pangan dan Gizi Bapanas, Nyoto Suwignyo, menyatakan bahwa Indonesia harus berbeda dari negara maju yang masih memiliki tingkat food waste tinggi.
"Kita harus membangun negara maju tanpa food waste. Peringatan International Day of Awareness of Food Loss and Waste (IDAFLW) ini dilakukan tiap tahun agar ada progres signifikan," ujar Nyoto dalam acara peringatan IDAFLW 2024 di Surakarta pada Minggu (29/9/2024).
Gerakan Selamatkan Pangan Berhasil Selamatkan 71 Ribu Kg Pangan
Sejak 2022, Bapanas telah menjalankan Gerakan Selamatkan Pangan (GSP) yang berhasil menyelamatkan lebih dari 71 ribu kilogram pangan hingga September 2024. Program ini melibatkan kolaborasi dengan berbagai organisasi penyelamatan pangan dan distribusi donasi melalui mobil logistik di wilayah Jabodetabek.
Nyoto menambahkan bahwa sektor rumah tangga merupakan penyumbang terbesar SSP di Indonesia. Bapanas sedang menyiapkan draft Peraturan Presiden tentang tata kelola food loss and waste sebagai pedoman bagi pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat.
Edukasi dan Kolaborasi untuk Kurangi SSP
Penjabat Wali Kota Surakarta, Dhoni Widianto, menegaskan pentingnya edukasi berkelanjutan untuk menangani perilaku boros pangan, terutama di tingkat rumah tangga. "Edukasi kepada masyarakat adalah kunci," ujarnya.
Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, juga mengajak seluruh pihak untuk aktif berpartisipasi dalam gerakan penyelamatan pangan. "Upaya penyelamatan pangan ini dapat memperkuat stabilitas ekonomi dan kesejahteraan masyarakat," tambahnya.
Penghargaan untuk Pelopor Penyelamatan Pangan
Dalam peringatan IDAFLW 2024, Bapanas memberikan penghargaan kepada pemerintah daerah, komunitas, dan perusahaan yang aktif menyelamatkan pangan. Beberapa penerima penghargaan adalah Pemerintah Kota Surakarta, Tasikmalaya, Foodbank of Indonesia, Garda Pangan, serta JW Marriott Hotels.
IDAFLW, yang diperingati setiap 29 September, bertujuan untuk meningkatkan kesadaran global terkait pengurangan pemborosan pangan di tingkat ritel, konsumen, dan dalam rantai pasokan. Tahun ini, tema yang diangkat adalah "Stop Boros Pangan. Demi Kita. Demi Bumi."