Budi Daya Salak di Bali Jadi Warisan Pertanian Dunia

: Foto: FAO


Oleh Isma, Senin, 23 September 2024 | 10:10 WIB - Redaktur: Untung S - 284


Jakarta, InfoPublik - Badan Pangan Dunia (FAO) menetapkan sistem budi daya salak bali atau Agroforestri sebagai warisan pertanian dunia.

Siaran pers Kementerian Pertanian yang diterima pada Minggu (22/9/2024) menyebutkan bahwa ketetapan ini dilakukan oleh kelompok penasehat ilmiah Globally Importan Agricultural Heritage System (GIAHS) saat menggelar pertemuan pada 19 September 2024.

Dalam keterangannya, FAO menjelaskan salak bali memiliki arti penting bagi pertanian global, di mana sistem tanamnya menunjukkan penghidupan dan keanekaragaman hayati serta praktik pengetahuan yang berkelanjutan.

Selain itu, lanskap pertanaman salak bali juga dinilai menakjubkan serta memiliki nilai-nilai kebudayaan dan praktik-praktik ketahanan pangan. Sistem tersebut memiliki arti yang sangat penting pada kelestarian dan mata pencaharian.

Sebagai informasi, setiap bagian dari pohon salak bali kerap dimanfaatkan masyarakat untuk berbagai keperluan sehingga menjadikan tanaman tersebut sebagai tanaman tanpa limbah. Hal itu menunjukkan efisiensi sumber daya yang sangat tinggi dan menjadi salah satu alasan mengapa sistem ini dinilai sangat berkelanjutan oleh FAO​.

Untuk diketahui, masyarakat Bali juga mengintegrasikan sistem agroforesti dengan tanaman mangga, pisang, dan tanaman obat sehingga mampu memperluas diversifikasi tanaman​.

FAO menilai agroforestri di Bali mampu mengintegrasikan budi daya buah salak yang dikenal juga sebagai snake fruit karena kulitnya yang menyerupai kulit ular dengan beragam tanaman. Sistem itu dikembangkan masyarakat adat bali dengan menggunakan sistem subak tradisional dalam pengelolaan air.

Hebatnya, sistem itu mampu menunjukkan kemanan pangan serta menjaga nilai-nilai sosial dan warisan budaya lokal dan bahkan mampu memiliki tingkat keberlanjutan yang sangat baik untuk generasi mendatang.

Terkait hal itu, Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian, Moch. Arief Cahyono mengatakan bahwa sektor pertanian adalah sektor yang paling strategis karena berkaitan dengan berbagai aspek. Termasuk berkaitan dengan sejarah dan sistem budi daya yang dilakukan sejak lama.

"Pertanian kita memiliki ragam komoditas yang kalau kita kembangkan mampu memiliki aspek lain seperti peningkatan ekonomi, daya saing dan yang pasti warisan sejarah yang terus dijaga," katanya.

Sebagai informasi, FAO juga menetapkan sistem budi daya kolam ikan karper di Australia dan sistem agroforestri kakao di Sao Tome dan Principe. Dengan tambahan terbaru itu, maka daftar sistem pertanian global kini terdiri 89 sistem di 28 negara di seluruh Indonesia.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Farizzy Adhy Rachman
  • Rabu, 18 Desember 2024 | 16:46 WIB
Pemerintah Bentuk Satgas untuk Tangani Wabah ASF di Papua
  • Oleh Farizzy Adhy Rachman
  • Senin, 9 Desember 2024 | 15:39 WIB
Siap Swasembada Pangan 2025, Indonesia tak akan lagi Impor Gula hingga Beras
  • Oleh Farizzy Adhy Rachman
  • Sabtu, 9 November 2024 | 06:46 WIB
Kementerian PU dan Kementan Sinergi Wujudkan Swasembada Pangan Nasional
  • Oleh Isma
  • Rabu, 6 November 2024 | 15:37 WIB
Kementan dan Kemendes Berkolaborasi untuk Swasembada Pangan