Presiden Jokowi Tegaskan Komitmen Indonesia dalam Transisi Energi Hijau

: Presiden Joko Widodo menyampaikan sambutannya pada peresmian pembukaan 10th Indonesia International Geothermal Convention and Exhibition (IIGCE) Tahun 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Rabu, 18 September 2024. Foto: BPMI Setpres/Vico


Oleh Untung Sutomo, Rabu, 18 September 2024 | 15:30 WIB - Redaktur: Untung S - 188


Jakarta, InfoPublik – Presiden Joko Widodo menegaskan komitmen Indonesia untuk menjadi pemain penting dalam pembangunan ekonomi hijau dan transisi energi bersih. Salah satu potensi besar energi hijau di Indonesia adalah geotermal, yang diperkirakan mencapai 40 persen dari total potensi dunia.

"Indonesia sebagai pemilik potensi besar geotermal memiliki banyak peluang untuk dikembangkan, namun saat ini baru 11 persen yang termanfaatkan dari total potensi yang ada," ujar Presiden Jokowi dalam pidatonya pada acara pembukaan 10th Indonesia International Geothermal Convention and Exhibition (IIGCE) Tahun 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Rabu (18/9/2024).

Tantangan dalam Transisi Energi Hijau Presiden Jokowi mengakui bahwa banyak negara berkembang, termasuk Indonesia, menghadapi tantangan dalam transisi menuju energi hijau. Tantangan tersebut meliputi keterjangkauan harga, keadilan akses energi bagi masyarakat, pemanfaatan teknologi yang masih terbatas, serta dampak perubahan iklim yang semakin nyata.

Oleh karena itu, Presiden berharap forum IIGCE bisa menjadi wadah bagi berbagai pihak untuk berbagi risiko, beban, serta keuntungan secara proporsional. "Saya berharap forum ini bisa menghasilkan terobosan-terobosan besar yang menjadi titik tengah untuk berbagi risiko, beban, dan keuntungan dengan proporsi yang seimbang," tambahnya.

Pengembangan Pembangkit Listrik Panas Bumi Meski potensi energi hijau di Indonesia sangat besar, Presiden menyoroti lambatnya proses pengembangan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP). Menurut Jokowi, hambatan perizinan dan proses konstruksi bisa memakan waktu 5 hingga 6 tahun, sehingga akselerasi diperlukan untuk mempercepat pengembangan dari 24.000 megawatt potensi yang baru dimanfaatkan 11 persen.

"Saya kira ini yang harus dibenahi terlebih dahulu agar dari 24 ribu megawatt potensi yang baru dikerjakan 11 persen itu bisa segera dieksekusi oleh para investor, sehingga kita memiliki tambahan listrik hijau yang lebih besar," jelas Presiden.

Saat ini, Indonesia memiliki lima pembangkit listrik tenaga panas bumi yang dimiliki oleh pemerintah dan pihak swasta. Presiden Jokowi berharap, dengan adanya tambahan pembangkit, langkah besar dalam transisi energi hijau dapat segera diwujudkan.

"Tadi sudah ditambahkan 5 PLTP, dan ini sangat baik. Kita harapkan transisi hijau ini bisa diwujudkan bersama untuk menciptakan kesejahteraan inklusif, akses energi yang berkeadilan, dan kehidupan global yang lebih baik," tegas Presiden.

Dukungan dari Pemerintah dan Swasta Dalam acara tersebut, Presiden Jokowi didampingi oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia, Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, serta Ketua Umum Asosiasi Panas Bumi Indonesia, Julfi Hadi. Keikutsertaan para pemimpin ini menunjukkan komitmen kuat pemerintah dan sektor swasta dalam mendorong pengembangan energi baru terbarukan di Indonesia.

Dengan langkah-langkah konkret dari pemerintah serta dukungan sektor swasta, diharapkan Indonesia dapat memimpin transisi energi hijau global melalui pemanfaatan potensi geotermal dan sumber energi terbarukan lainnya.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Untung Sutomo
  • Rabu, 18 September 2024 | 22:03 WIB
Presiden Jokowi: Kesiapan Menyeluruh Kunci Sukses Pemindahan Ibu Kota Negara
  • Oleh Pasha Yudha Ernowo
  • Rabu, 18 September 2024 | 12:41 WIB
Kebekerjaan Lulusan SMK Meningkat di Era Presiden Jokowi, Link and Match Kuncinya
  • Oleh Pasha Yudha Ernowo
  • Rabu, 18 September 2024 | 12:36 WIB
Merdeka Belajar dan Pemerataan Pendidikan, Terobosan Era Jokowi untuk SDM Unggul