Pembangunan Infrastruktur Harus Berkelanjutan untuk Mencapai Indonesia Emas 2045

: Staf Ahli Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan sekaligus Jubir Kementerian PUPR Endra S. Atmawidjaja dalam Dialog FMB9 yang mengangkat tema “Mengawal 10 Tahun Pembangunan Infrastruktur” pada Senin (2/9/2024)/Foto : Tangkapan Layar FMB9


Oleh Farizzy Adhy Rachman, Selasa, 3 September 2024 | 10:15 WIB - Redaktur: Untung S - 199


Jakarta, InfoPublik – Dalam satu dekade terakhir, pembangunan infrastruktur di Indonesia telah menjadi motor utama pertumbuhan ekonomi dan transformasi sosial. Melalui berbagai proyek infrastruktur strategis, pemerintah berhasil menciptakan konektivitas yang lebih baik, meningkatkan kualitas hidup masyarakat, dan memperkuat daya saing Indonesia di mata investor global.

Staf Ahli Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan sekaligus Juru Bicara Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Endra S. Atmawidjaja, menjelaskan bahwa pembangunan infrastruktur merupakan kebutuhan mendasar dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan mempersiapkan Indonesia menuju status negara maju pada 2045.

“Infrastruktur yang kita bangun bukan untuk gagah-gagahan, melainkan untuk mengejar ketertinggalan,” ujar Endra dalam Dialog Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) yang mengangkat tema “Mengawal 10 Tahun Pembangunan Infrastruktur” pada Senin (2/9/2024).

Dalam keterangan pers yang diterima InfoPublik dari FMB9, Endra menjelaskan bahwa salah satu dampak signifikan dari pembangunan infrastruktur adalah peningkatan konektivitas nasional. Dengan adanya jalan tol baru yang menghubungkan berbagai daerah, waktu tempuh menjadi lebih efisien, dan aktivitas ekonomi semakin lancar.

Capaian pembangunan infrastruktur juga memberikan dampak positif pada posisi Indonesia di kancah global. Peningkatan peringkat daya saing global Indonesia, khususnya di sektor infrastruktur, menunjukkan bahwa negara ini semakin diperhitungkan dalam kompetisi internasional.

Namun, Endra juga mengingatkan bahwa tantangan ke depan akan semakin kompleks, terutama dalam memastikan bahwa infrastruktur yang dibangun mampu bertahan menghadapi perubahan cuaca dan bencana alam. Terlebih, di tengah perubahan iklim yang semakin mengkhawatirkan, upaya untuk memastikan ketersediaan pangan dan air sepanjang tahun menjadi semakin mendesak.

Oleh karena itu, pembangunan bendungan dan irigasi juga memainkan peran penting dalam ketahanan pangan dan air, yang merupakan elemen krusial bagi stabilitas dan kesejahteraan nasional. Dalam 10 tahun terakhir, pemerintah telah membangun 61 bendungan untuk memastikan ketersediaan air sepanjang musim, tetapi ini masih belum cukup. "Kita baru mencapai 19 persen dari total sawah yang memiliki irigasi teknis. Ini berarti kita masih harus membangun lebih banyak lagi," tegasnya.

Hal ini menunjukkan ketergantungan besar pada sawah tadah hujan, yang membuat produksi pangan tidak stabil dan sulit diprediksi. Oleh karena itu, pembangunan lebih banyak bendungan dan jaringan irigasi menjadi sangat penting untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan memastikan ketahanan pangan.

Di samping ketahanan pangan, ketahanan air juga menjadi perhatian utama, terutama di tengah ancaman perubahan iklim. Endra menjelaskan bahwa Indonesia masih tertinggal jauh dibandingkan negara-negara maju dalam hal penyimpanan air. “Kita hanya memiliki sekitar 300 bendungan besar, sementara China memiliki 90 ribu bendungan besar,” sebutnya.

Untuk mengatasi kekurangan ini, pemerintah terus membangun infrastruktur pengelolaan air, termasuk bendungan, embung, dan jaringan irigasi. Tujuannya adalah memastikan ketersediaan air sepanjang tahun, bahkan di musim kemarau, sehingga petani dapat terus menanam dan masyarakat tidak tergantung pada curah hujan.

Pembangunan infrastruktur di Indonesia telah mencapai banyak hal, tetapi perjalanan menuju Indonesia Emas 2045 masih panjang. Dibutuhkan komitmen dan kolaborasi kuat antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat untuk memastikan bahwa setiap pembangunan memberikan manfaat maksimal bagi rakyat dan meningkatkan daya saing Indonesia di kancah global.

Dengan fondasi infrastruktur yang sudah dibangun dalam 10 tahun terakhir, Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi negara maju yang berdaya saing tinggi. Namun, hal ini hanya bisa terwujud jika upaya pembangunan terus dilakukan secara berkelanjutan dan inklusif, dengan memperhatikan kebutuhan seluruh lapisan masyarakat.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Farizzy Adhy Rachman
  • Minggu, 15 September 2024 | 17:38 WIB
SMK Asy-Syarif Mojokerto Diresmikan: Link and Match untuk SDM Unggul
  • Oleh Farizzy Adhy Rachman
  • Minggu, 15 September 2024 | 08:32 WIB
Akhir 2024, Kementerian PUPR akan Bangun 30 Embung Tambahan di IKN untuk Konservasi Air
  • Oleh Isma
  • Senin, 16 September 2024 | 07:04 WIB
Wamentan Ajak Pengusaha Eropa Investasi di Pertanian Indonesia
  • Oleh Farizzy Adhy Rachman
  • Minggu, 15 September 2024 | 08:43 WIB
Embung di IKN Dukung Konservasi Air dan Ekosistem Hijau, Bukan hanya Estetika
  • Oleh Farizzy Adhy Rachman
  • Sabtu, 14 September 2024 | 07:00 WIB
560 Unit Hunian ASN IKN Berkonsep Smart Home System Siap Fungsional