Bapanas dan UGM Jalin Kerja Sama Strategis Tangani Kerawanan Pangan

: Deputi Bidang Kerawanan Pangan dan Gizi Bapanas Nyoto Suwignyo sat memberikan cinderamata kepada Dekan Fakultas Pertanian UGM Jaka Widada di Yogyakarta/Foto : Humas Bapanas


Oleh Farizzy Adhy Rachman, Kamis, 15 Agustus 2024 | 13:55 WIB - Redaktur: Untung S - 238


Jakarta, InfoPublik - Badan Pangan Nasional (Bapanas) /National Food Agency (NFA) terus memperkuat sinergi pencegahan dan penanganan kerawanan pangan dan gizi melalui kerja sama dengan berbagai pihak salah satunya instansi pendidikan.

Hal itu disampaikan Deputi Bidang Kerawanan Pangan dan Gizi Bapanas Nyoto Suwignyo dalam acara penandatanganan kerja sama antara Bapanas dengan Universitas Gajah Mada (UGM) di Yogyakarta pada Rabu (14/8/2024).

"Pemerintah berkomitmen untuk terus mengupayakan penurunan kerawanan pangan dan gizi. Karena itu, kita membangun kerja sama dengan berbagai pihak. Dan pada hari ini dengan UGM kita memperkuat komitmen bersama untuk menghadapi tantangan kerawanan pangan dan gizi," ujar Nyoto dalam keterangan pers yang diterima InfoPublik pada Kamis (15/8/2024).

Melalui kerja sama ini, Nyoto berharap terciptanya solusi dalam menjawab masalah mengenai kerawanan dan ketahanan pangan di masyarakat khususnya bagi perkembangan anak di Indonesia.

"Melalui kolaborasi ini, kita harapkan lahirnya  solusi-solusi inovatif yang tidak hanya menjawab kebutuhan jangka pendek tetapi juga berkontribusi pada ketahanan pangan dan gizi berkelanjutan di Indonesia. Kekurangan gizi pada usia dini akan berimplikasi pada perkembangan anak dan selanjutnya perkembangan potensi diri pada usia produktif, kami berharap sinergi ini dapat memberikan dampak besar bagi kemajuan perkembangan gizi di indonesia,” tambah Nyoto.

Dalam kesempatan yang sama, Dekan Fakultas Pertanian UGM Jaka Widada mengungkapkan bahwa kerawanan pangan dan gizi merupakan tanggung jawab bersama semua pihak. Pertumbuhan penduduk semakin meningkat sehingga kebutuhan pangan juga terus meningkat. Karena itu, pemenuhan pangan yang cukup menjadi penting. 

"Kami menyadari akan ada tantangan berat di depan yang harus dihadapi dan mulai saat ini kita harus mempersiapkan agar permasalahan pangan dimasa mendatang dapat diatasi dengan baik. Saya optimis kerja keras kita bersama hari ini akan memberikan manfaat bagi bangsa dan negara." ungkap Jaka.

Adapun kerja sama ini sendiri mencakup berbagai aspek, mulai dari penelitian dan pengembangan kebijakan pangan, peningkatan kapasitas sumber daya manusia, hingga pelaksanaan program-program intervensi yang berbasis data dan teknologi.

Bapanas dan UGM akan memanfaatkan keunggulan akademik dan penelitian yang dimiliki oleh UGM serta pengalaman Bapanas dalam mengelola pangan nasional untuk menciptakan solusi yang komprehensif dan berkelanjutan.

Hal ini sesuai dengan wacana Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi dalam keterangan terpisah mengapresiasi kolaborasi yang dibangun dalam penanganan isu-isu terkait pangan dan gizi. 

"Sinergi lembaga pemerintah dengan perguruan tinggi ini sangat penting untuk mengatasi kerawanan pangan dan gizi. Kami berkomitmen untuk mengintegrasikan berbagai kebijakan dan program untuk memastikan bahwa setiap individu, terutama yang berada dalam kondisi rentan, mendapatkan akses yang memadai terhadap pangan bergizi." ujar Arief. 

Berdasarkan peta FSVA 2023, jumlah daerah rentan rawan pangan mengalami penurunan dari 74 kab/kota pada tahun 2022 menjadi 68 kab/kota pada tahun 2023. "Ini terus kita dorong sehingga daerah daerah rentan rawan pangan bisa naik statusnya menjadi daerah tahan pangan pada tahun 2025," pungkas Nyoto.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Farizzy Adhy Rachman
  • Kamis, 19 September 2024 | 23:19 WIB
Percepat Aksesibilitas Antarkota, Presiden Jokowi Resmikan Jalan Tol Kartasura - Klaten
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Jumat, 13 September 2024 | 13:04 WIB
Pemprov DKI Jakarta Perkuat Ketahanan Pangan lewat Urban Farming
  • Oleh Farizzy Adhy Rachman
  • Jumat, 13 September 2024 | 14:53 WIB
DPR Setujui Tambahan Anggaran Kementerian PUPR Rp40,59 Triliun dalam RAPBN 2025