- Oleh Wahyu Sudoyo
- Senin, 4 November 2024 | 12:27 WIB
: Dirjen Bina Marga PUPR Rachman Arief Dienaputra saat menerima cinderamata dari Ministry of Land, Infrastructure and Transport dalam acara Indonesia - Korea Technical Exchange Seminar 2024 di Auditorium Kementerian PUPR, Rabu (7/8/2024)/Foto : Biro Komunikasi Publik PUPR
Oleh Farizzy Adhy Rachman, Jumat, 9 Agustus 2024 | 10:31 WIB - Redaktur: Untung S - 443
Jakarta, InfoPublik – Pemerintah Indonesia, melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), memperkuat kerja sama dengan Kementerian Tanah, Infrastruktur, dan Transportasi (MOLIT) Korea Selatan untuk meningkatkan mutu kualitas pekerjaan perkerasan aspal dan mengembangkan teknologi perkerasan jalan yang ramah lingkungan. Kerja sama itu merupakan langkah strategis yang diharapkan dapat mendukung pembangunan infrastruktur jalan di Indonesia.
Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Marga PUPR, Rachman Arief Dienaputra, menyatakan bahwa kolaborasi itu sangat penting dalam menghadapi tantangan pembangunan jalan di Indonesia yang luas. “Sebagai negara dengan jaringan jalan nasional yang luas, kebutuhan akan perkerasan aspal yang berkualitas tinggi menjadi sangat penting. Implementasi teknologi perkerasan aspal yang lebih ramah lingkungan adalah kebutuhan mendesak yang harus segera direspons,” ujar Rachman Arief pada acara Indonesia - Korea Technical Exchange Seminar 2024 yang berlangsung di Auditorium Kementerian PUPR, Rabu (7/8/2024).
Dalam keterangan pers yang diterima InfoPublik pada Kamis (8/8/2024), Rachman menekankan bahwa pemanfaatan teknologi dalam perkerasan aspal tidak hanya akan meningkatkan kualitas jalan, tetapi juga memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan. Dengan adanya sistem manajemen kualitas yang menggunakan platform digital, Ditjen Bina Marga dapat memonitor dan mengendalikan proses pekerjaan secara lebih efektif dan efisien.
“Teknologi digital memungkinkan kita untuk melakukan pemantauan secara real-time, analisis data yang akurat, memudahkan deteksi dini kerusakan, serta mempercepat penanganan dan pengambilan keputusan yang tepat,” jelas Rachman Arief.
Korea Selatan sendiri memiliki teknologi perkerasan aspal yang telah teruji dan terbukti berkualitas. Sementara itu, Indonesia, dengan cakupan wilayah yang luas, menghadapi berbagai tantangan dalam penyediaan jaringan jalan, sehingga kebutuhan akan perkerasan aspal berkualitas tinggi menjadi sangat penting. “Kita berharap teknologi hasil kerja sama itu dapat disesuaikan dengan kondisi di Indonesia, namun tetap memberikan hasil yang setara dengan standar kualitas di Korea,” tambah Rachman.
Selain pengembangan teknologi perkerasan jalan, percepatan pembangunan Pavement Quality Management System (PQMS) juga menjadi fokus utama Ditjen Bina Marga. Rachman berharap bahwa program itu dapat selesai lebih cepat, sebelum akhir tahun 2024, agar segera bisa dimanfaatkan untuk memastikan semua proses dan pekerjaan terkait perkerasan jalan dapat terlaksana sesuai dengan standar kualitas yang tinggi.
Kemitraan antara Indonesia dan Korea Selatan di bidang jalan telah berlangsung selama sekitar 19 tahun. Sejak 2019 hingga 2023, Kementerian PUPR telah bekerja sama dengan MOLIT Korea Selatan untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan jembatan pada jaringan jalan nasional melalui program Establishment of Integrated Management for Structural Health Monitoring System (SHMS).
Dengan kerja sama itu, diharapkan infrastruktur jalan di Indonesia dapat terus berkembang dengan standar yang lebih tinggi dan lebih ramah lingkungan, sejalan dengan kebutuhan zaman dan tantangan lingkungan yang semakin kompleks.