Pengaruh Keraguan Pasar, Harga Minyak Mentah Alami Penurunan

: Foto udara anjungan lepas pantai lapangan Bekapai Pertamina Hulu Mahakam di Kalimantan Timur, Rabu (27/3/2024). PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) mengembangkan lapangan Bekapai yang telah berusia 50 tahun melalui proyek Bekapai Artificial Lift dengan menerapkan inovasi dan teknologi untuk meningkatkan tambahan produksi minyak mencapai 2.000 barel minyak per hari (BOPD). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/tom.


Oleh Eko Budiono, Sabtu, 6 Juli 2024 | 11:36 WIB - Redaktur: Untung S - 416


Jakarta, InfoPublik - Harga rata-rata minyak mentah Indonesia (ICP) pada Juni 2024, mengalami penurunan sebesar USD0,47 dibandingkan bulan sebelumnya, dari USD79,78 per barel menjadi USD79,31 per barel.

Hal tersebut disampaikan Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agus Cahyono Adi di Jakarta, Jumat (5/7/2024).

Seperti dikutip dari laman Kementerian ESDM, Sabtu (6/7/2024), sesuai dengan analisis Tim Harga Minyak Mentah Indonesia,  penurunan harga minyak mentah utama internasional antara lain dipengaruhi oleh keraguan pasar terhadap permintaan minyak mentah dunia. 

Salah satu indikatornya adalah peningkatan stok minyak mentah di Amerika Serikat, yang naik sebesar 4,8 juta barel menjadi 460,7 juta barel.

Adapun stok gasoline Amerika Serikat mengalami peningkatan sebesar 3,0 juta bbl menjadi 233,9 juta bbl dibanding stok bulan sebelumnya.

Menurut Agus, faktor lain yang mempengaruhi pasar internasional adalah aksi profit-taking atau penjualan saham yang terjadi saat harga minyak mentah mengalami penguatan.

"Situasi itu dipicu oleh kekhawatiran atas gangguan pasokan minyak akibat pergolakan geopolitik di Rusia dan Timur Tengah," kata Agus.

Lebih lanjut, kekhawatiran pasar juga muncul dari kondisi ekonomi Amerika Serikat. Bank Sentral AS yang menunda penurunan suku bunga memperkuat nilai tukar Dolar AS, yang kemudian membuat investor lebih memilih untuk mengalihkan investasinya dari pasar komoditas ke Dolar AS.

"Selain itu, terdapat kekhawatiran pasar akan peningkatan pasokan minyak mentah, karena hasil pertemuan OPEC+ pada awal Juni 2024, antara lain menyepakati akan mulai mengurangi pemotongan produksi pada awal Q4 2024," kata Agus.

Data dari International Energy Agency (IEA) atau Badan Energi Internasio am juga menunjukkan bahwa pada bulan Juni 2024, pasokan minyak dunia meningkat sebesar 520 ribu barel per hari, mencapai total 102,5 juta barel per hari.

Namun, IEA juga menurunkan proyeksi pertumbuhan permintaan minyak dunia untuk tahun 2024 sebesar 100 ribu barel per hari, menjadi 960 ribu barel per hari.

 

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh MC KAB SERDANG BEDAGAI
  • Sabtu, 5 Oktober 2024 | 07:16 WIB
Dinas Kominfo Sergai Terima Kunjungan Studi Tiru dari Kominfo Labura