USAID Apresiasi Penanganan Anthrax di Kulon Progo

:


Oleh Baheramsyah, Senin, 5 Juni 2023 | 11:42 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 583


Jakarta, InfoPublik - Partisipasi masyarakat dan kerja sama lintas sektor dalam penanganan kasus penyakit Anthrax di Kabupaten Kulon Progo membuktikan bahwa konsep One Health telah diimplementasikan sampai ke tingkat desa di Indonesia, dan cukup berhasil.

Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Makmun melalui keterangan tertulisnya, Senin (5/6/2024).

Makmun menceritakan bahwa bulan Mei 2023 Indonesia menerima kunjungan Direktur Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) dan Kepala Perwakilan Badan Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa Bangsa (FAO) untuk Indonesia dan Timor Leste dari tanggal 23-24 Mei 2023 di Yogyakarta.

Konsep One Health adalah upaya kolaborasi dari berbagai disiplin ilmu yang bekerja secara lokal, nasional dan global untuk mencapai kesehatan yang optimal bagi manusia, hewan dan lingkungan.

Labih lanjut Makmun menyebutkan, praktik terbaik penerapan One Health dapat dilihat pada kerja sama lintas sektor dalam penanganan kasus Anthrax di Desa Purwosari Kecamatan Girimulyo Kabupaten Kulon Progo.

Ia pun menjelaskan, sejak anthrax ditemukan di Kabupaten Kulon Progo tahun 2016, pemerintah terus melakukan langkah-langkah kolaborasi untuk mencegah dan mengendalikan penyakit anthrax dan penyakit hewan menular lainnya.

“Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan bersama dengan FAO, USAID dan pemerintah daerah berupaya untuk mencegah dan mengendalikan penyakit hewan menular termasuk Anthrax ini,” ucap Makmun Sekretaris Ditjen Peternakan dan Keswan.

Sebagai informasi, Ditjen PKH Kementerian Pertanian Republik Indonesia telah bekerja sama dengan FAO ECTAD Indonesia dan USAID Indonesia sejak tahun 2005, yaitu ketika Indonesia terkena wabah penyakit Avian Influenza (H5N1), dan sejak saat itu kerja sama ini terus berkembang dan terjalin erat.

“Kerja sama yang telah terjalin selama 17 tahun ini telah mendukung Indonesia menjadi negara yang memimpin program pencegahan zoonosis dan berkontribusi aktif terhadap pengendalian penyakit, resistensi antimikroba dan kerja sama multisektor,” ungkap Makmun.

Kolaborasi lintas sektor yang dilakukan terbukti berhasil dengan keberhasilan wilayah DI Yogyakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur dalam memberantas penyakit rabies, sehingga saat ini menjadi Zero Case.

“Selain itu diharapkan implementasi pelaksanaan kegiatan tidak hanya dalam bentuk regulasi dan capacity building, namun ada peningkatan dalam implementasi di lapangan, terutama mulai dilaksanakan dari daerah-daerah yang dengan populasi terbanyak, termasuk penerapan biosekuriti di peternakan rakyat,” pungkas Makmun di akhir sambutannya.

Pada kesempatan tersebut, Direktur USAID Indonesia Jeff Cohen menyampaikan, Amerika Serikat, melalui USAID mengapresiasi kemitraan yang telah terjalin lama dengan Kementerian Pertanian dan FAO dalam memperkuat ketahanan kesehatan dari tingkat nasional hingga lokal.

"Saya juga senang mengamati aktifnya keterlibatan masyarakat dalam melindungi kesehatan mereka dari penyakit zoonotik dan penyakit infeksi baru," ungkapnya.

Apresiasi yang sama juga disampaikan Rajendra Aryal, Perwakilan Badan Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) untuk Indonesia dan Timor Leste.

"FAO berharap kunjungan ini akan semakin memperkuat komitmen kita untuk meneruskan kolaborasi yang berdampak besar bersama dengan Kementerian Pertanian, Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID), dan pemangku kepentingan terkait lainnya untuk lebih meningkatkan kapasitas deteksi, kesiapsiagaan, dan respons penyakit zoonosis dan penyakit menular di Indonesia,” ujar Rajendra.

Desa Purwosari merupakan salah satu daerah di Kabupaten Kulon Progo yang terjangkit wabah Anthrax, dan karena keberhasilan penanggulangan Anthrax, tempat ini telah menjadi lokasi OH Laboratory Field Epidemiology Training.

Dalam kunjungan tersebut, perwakilan USAID, FAO dan Kementerian Pertanian juga berkesempatan bertemu dengan petugas teknis dari puskeswan, puskesmas, dan warga yang menjadi saksi kasus anthrax tahun 2017.

Plt. Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kulon Progo Trenggono Trimulyo mengakatan, pihaknya menyampaikan ucapan terima kasih atas bantuan pemerintah dan stakeholder lainnya yang telah memberikan pelatihan penanganan Anthrax dan LSD, khususnya untuk surveillance dan respon cepat penyakit.

“Kami berharap Pemerintah Pusat, BBVet Wates dibantu FAO dan USAID dapat terus membantu kami meningkatkan kapasitas petugas dalam mendeteksi dan memberantas penyakit hewan menular lainnya,” ungkap Trenggono.

Warga Dukuh Ngaglik, Bapak Suwaryono juga menyampaikan, sekarang ternaknya telah sehat dan aman terkendali. Warga tidak bingung lagi kalo ada tanda tanda penyakit”, pungkasnya.