Menko Maritim: Ikut KTT OBOR, Indonesia Tawarkan Berbagai Proyek Infrastruktur

:


Oleh lsma, Kamis, 11 Mei 2017 | 11:07 WIB - Redaktur: Elvira - 320


Jakarta, InfoPublik - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman (Menko Maritim) Luhut Binsar Panjaitan mengatakan pemerintah akan menawarkan proyek infrastruktur senilai hingga US$35 miliar dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) One Belt One Road (OBOR) atau KTT Jalur Sutera di Beijing, China pada 14-15 Mei 2017 mendatang.

"Proyek infrastrukturnya sekitar US$30-35 miliar, kita mau bikin B to B (Business to Business-red)," kata Luhut usai melaksanakan rapat koordinasi di kantor Kemenko Maritim, Jakarta, Kamis (11/5).

Ia menjelaskan, proyek yang ditawarkan dalam KTT OBOR akan diarahkan pada skema business to business, sehingga tidak perlu membebani keuangan negara. Proyek nya akan tersebar diluar Jawa.

"Tadi rapat mengenai persiapan final Presiden menghadiri One Belt One Road itu saja. Jadi dalam pertemuan itu adalah pertemuan bilateral dan juga bertemu dengan Presiden Xi Jinping. Kita juga manfaatkan bantuan untuk menyeimbangkan pembangunan di Jawa dengan luar jawa," kata Luhut.

Menurut Luhut, selain bidang infrastruktur, akan ditawarkan juga proyek di bidang pariwisata dan industri. Di bidang pariwisata yakni pengembangan kawasan wisata Mandalika, di Nusa Tenggara Barat.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengungkapkan bahwa dalam KTT OBOR, khususnya pada bidang transportasi, pemerintah akan menawarkan proyek Pelabuhan Hub Internasional Kuala Tanjung di Sumatera Utara dan Pelabuhan Bitung di Sulawesi Utara.

"Kalau dari saya kita mengembangkan dua internasional port hub di Kuala Tanjung dan Bitung. Dan itu diikuti beberapa proyek keret api dan pengembangan properti yang lain," kata Menhub.

Untuk bidang energi, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arcandra Tahar, mengatakan pemerintah akan menawarkan proyek kilang minyak di Bontang, Kalimantan Timur dengan nilai investasi hingga US$ 10 miliar.

"Kita cuma satu ya, Bontang. Refenery Bontang. Bontang itu US$ 10-15 miliar. Yang leading sekarang ini ada Sinopec (perusahaan minyak asal China) akan ada juga untuk bontang ini, Kuwait," kata Arcandra.