Dua Proyek Compact Sudah Terintegrasi Prioritas Nasional

:


Oleh lsma, Minggu, 30 April 2017 | 21:51 WIB - Redaktur: Elvira - 285


Jakarta, InfoPublik – Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang P.S. Brodjonegoro mengatakan dua proyek yang selama ini dikerjakan Compact (MCA-Indonesia) telah terintegrasi ke dalam program prioritas nasional.

“Dua proyek itu adalah Kemakmuran Hijau (Green Prosperity), utamanya energi baru terbarukan dan Kesehatan dan Gizi Berbasis Masyarakat untuk Mengurangi Stunting. Masuknya dua proyek tersebut menandakan keberhasilan MCA-Indonesia dan ke depan mudah-mudahan bisa menjadi lebih baik lagi,” kata Bambang dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Jumat (28/4).

Untuk diketahui, Millennium Challenge Account Indonesia (MCA-Indonesia) resmi dibentuk sebagai lembaga wali amanat pengelola Hibah Compact pada 2 April 2013, berdasarkan Peraturan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 2 Tahun 2012.

Pada saat yang bersamaan, Program Compact secara resmi beroperasi di Indonesia. Pemerintah Indonesia membentuk MCA-Indonesia sebagai institusi pengelola hibah sesuai dengan Perjanjian Hibah Compact.

Saat ini, lanjut Kepala Bappenas, pemerintah tengah menyusun Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2018 yang mengangkat tema “Memacu Investasi dan Infrastruktur untuk Pertumbuhan dan Pemerataan".

Dengan menetapkan target pertumbuhan ekonomi sekitar 5,6 persen pada tahun 2018, Pemerintah menetapkan 10 Prioritas Nasional dan 30 Program Prioritas yang telah direncanakan baik dari sisi lokasi hingga sasaran tiap tingkatan kegiatan.

Menurutnya,  program Hibah Compact Indonesia yang bernilai USD 600 juta ini mulai dilaksanakan sejak 2 April 2013 yang mencakup 3 (tiga) proyek besar, yaitu Proyek Kemakmuran Hijau, Proyek Kesehatan dan Gizi Berbasis Masyarakat untuk Mengurangi Stunting, dan Proyek Modernisasi Pengadaan.

Selama empat tahun berjalan, banyak proyek yang telah dilakukan oleh MCA-Indonesia. Sebut saja melalui proyek Modernisasi Pengadaan, sebanyak 100 staf dari Pemerintah Pusat dan Daerah telah memperoleh sertifikat keterampilan pengadaan dan manajemen organisasi. Pada tahun 2018 kita akan mempunyai 500 profesional pengadaan.

“Mereka yang telah dilatih tentu akan menjadi aset dan sekaligus agen perubahan yang cepat menularkan keilmuan dan keterampilan pengadaan di seluruh wilayah tanah air. Saya berharap Proyek Modernisasi Pengadaan akan mentransformasi Unit Layanan Pengadaan (ULP) menjadi center of excellence baik secara nasional maupun regional,” ujar Bambang.

Ditambahkannya, hibah Compact akan selesai dalam waktu satu tahun lagi. Tidak banyak waktu untuk menyelesaikan tugas-tugas agar Compact dapat selesai dengan efektif. Untuk itu, dia meminta kepada Majelis Wali Amanat Hibah Compact, Tim kerja MCA-Indonesia dan Satuan Kerja Hibah MCC/Bappenas untuk terus bekerja keras agar dapat mencapai target-target yang telah ditentukan dan memastikan manfaat program dapat dirasakan.

“Berbagai pembelajaran yang diperoleh perlu didokumentasikan dengan baik supaya dapat dijadikan sumber informasi dan pengetahuan yang bermanfaat bagi para pengambil kebijakan, praktisi, akademisi, serta masyarakat luas. Hubungan dengan para pemangku kepentingan perlu diperkuat agar model-model pembangunan yang dihasilkan dapat diadopsi dan direplikasi,” tutur Bambang.