:
Oleh Wawan Budiyanto, Rabu, 29 Maret 2017 | 08:20 WIB - Redaktur: Elvira - 372
Jakarta, InfoPublik - Dalam rangka memacu kinerja industri furnitur dan kerajinan, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong sejumlah program diantaranya bantuan mesin serta pendanaan.
Bantuan tersebut lebih spesifik adalah pengadaan mesin dan peralatan, pengembangan Industri di luar Jawa, pendanaan dalam penyelenggaraan pameran furnitur dan kerajinan di dalam dan luar negeri serta peningkatan penggunaan furnitur dan kerajinan sebagai bagian dari Program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN).
Menurut Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto industri furniture dan kerajinan juga perlu didukung kegiatan penelitian dan pengembangan yang lebih kuat, terutama di bidang desain, teknik produksi, serta proses pengemasan dan penyelesaian produk.
"Bidang-bidang itulah yang menjadi ujung tombak daya saing industri furnitur nasional yang bersifat fashionable dan lifestyle, yang masuk kategori industri kreatif, sehingga dengan inovasi dan kreativitas menjadi kunci sukses," kata Airlangga dalam keterangan tertulis Selasa (28/3).
Kemenperin melalui Ditjen Industri Agro secara berkala juga melakukan pendampingan pengembangan kemampuan SDM industri furnitur di bidang teknik desain maupun teknik produksi, baik di sentra industri hulu maupun hilir.
Secara rutin dan berkelanjutan pula menyelenggarakan Indonesia Furniture Design Award (IFDA) - Lomba Desain Furnitur Nasional. Dari kompetisi tersebut, dihasilkan karya-karya desain furnitur yang memiliki ciri khas Indonesia dan desain inovatif untuk memenuhi selera pasar dalam dan luar negeri.
Di sektor industri kecil dan menengah (IKM), program pengembangan IKM furnitur pada tahun ini, di antaranya Kemenperin mendukung pendirian Komunitas Industri Mebel dan Kerajinan Solo Raya (KIMKAS). Komunitas ini merupakan kolaborasi IKM berorientasi ekspor untuk memenuhi kebutuhan sekolah dan instansi pemerintahan.
"Kami juga memfasilitasi pemberian mesin pengering kayu untuk kelompok usaha KIMKAS," ujar Airlangga.
Kemenperin akan memberikan dukungan informasi kepada IKM furnitur di Solo Raya mengenai kebijakan Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE), dukungan ekspor melalui Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), penerapan manajemen kendali mutu produk, serta penerapan manajemen organisasi dan penggunaan produk furnitur dalam negeri untuk sekolah dan perguruan tinggi di Indonesia dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Forum Diskusi Antar Stakeholder Barang dari Kayu dan Furnitur.
Kegiatan yang telah dilaksanakan Kemenperin sejak tahun 2012-2016, untuk pengembangan IKM furnitur di Indonesia, meliputi pengembangan wirausaha baru (WUB) IKM furnitur di 15 lokasi dan pengembangan sentra IKM furnitur di 19 lokasi di seluruh Indonesia.
Dijelaskannya, sektor tersebut menjadi sumber penghidupan bagi sejumlah besar rakyat Indonesia. Mengingat Indonesia merupakan negara penghasil rotan terbesar di dunia. Sebanyak 85 persen bahan baku rotan di seluruh dunia dihasilkan oleh Indonesia, sisanya dari Filipina, Vietnam dan negara Asia lainnya.
Daerah penghasil rotan di Indonesia berada di Kalimantan, Sumatera, Sulawesi dan Papua. Sedangkan, sentra industri hilir rotan di Indonesia tersebar di beberapa kota seperti Cirebon, Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Jepara, Kudus, Semarang, Sukoharjo, dan Yogyakarta. Potensi produksi rotan Indonesia saat ini mencapai 143.120 ton per tahun.