:
Oleh Dian Thenniarti, Rabu, 15 Maret 2017 | 09:08 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 900
Jakarta, InfoPublik - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengemukakan, Equinox merupakan peristiwa alamiah, sehingga masyarakat tidak perlu mengkhawatirkan dampak yang akan ditimbulkan dari fenomena tersebut.
Hal tersebut disampaikan BMKG dalam keterangan tertulis yang diterima InfoPublik, Rabu (15/3), menanggapi beredarnya berita yang menyebutkan bahwa suhu udara di Indonesia dapat mencapai 40° Celcius pada saat fenomena Equinox berlangsung.
BMKG menjelaskan bahwa Equinox merupakan salah satu fenomena astronomi dimana Matahari melintasi garis khatulistiwa dan secara periodik berlangsung dua kali dalam setahun, yaitu pada tanggal 21 Maret dan 23 September 2017.
Saat fenomena ini berlangsung, di luar​ bagian bumi hampir relatif sama, termasuk wilayah yang berada di subtropis bagian utara maupun selatan.
Menurut BMKG, keberadaan fenomena tersebut tidak selalu mengakibatkan peningkatan suhu udara secara drastis, dimana kita ketahui rata-rata suhu maksimal di wilayah Indonesia bisa mencapai 32-36° Celcius.
Oleh karena itu, BMKG menekankan, bahwa Equinox bukan merupakan fenomena seperti HeatWave yang terjadi di Afrika dan Timur Tengah yang dapat mengakibatkan peningkatan suhu udara secara besar dan bertahan lama.
Sebagai informasi, secara umum kondisi cuaca di wilayah Indonesia cenderung masih lembab/basah. Beberapa wilayah Indonesia saat ini sedang memasuki masa transisi/pancaroba.
Maka ada baiknya masyarakat tetap mengantisipasi kondisi cuaca yang cukup panas dengan meningkatkan daya tahan tubuh dan tetap menjaga kesehatan keluarga serta lingkungan.