Atasi Fluktuasi Harga Pangan, Kementan Maksimalkan Toko Tani

:


Oleh Baheramsyah, Rabu, 11 Januari 2017 | 14:53 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 953


Jakarta, InfoPublik - Kementerian Pertanian melalui Badan Ketahanan Pangan (BKP) akan memaksimalkan pengoperasian 1.000 Toko Tani Indonesia (TTI) yang tersebar di seluruh Indonesia guna mengatasi fluktuasi harga pangan yang terjadi saat ini.

Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementan Gardjita Budi mengatakan, permasalahan fluktuasi harga pangan sangat berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat, di mana harga pangan yang bergejolak tidak hanya merugikan konsumen tetapi juga petani selaku produsen, maka untuk mengatasi masalah fluktuasi harga ini, kita akan maksimalkan pengoperasian 1.000 TTI yang tersebar di seluruh Indonesia.

"Salah satu upaya yang dilakukan Kementerian Pertanian untuk mendukung upaya stabilisasi harga pangan adalah dengan kegiatan Pengembangan Usaha Pangan Masyarakat (PUPM) melalui Toko Tani Indonesia," ujarnya dalam keterangannya di Ciamis, Rabu (11/1).

Lebih Lanjut Gardjita mengatakan, dalam hal ini, pemerintah memberikan dukungan dalam permodalan dan operasional bagi Gapoktan untuk menyerap pangan hasil produksi petani untuk selanjutnya memasok pangan pokok tersebut kepada Toko Tani Indonesia yang bermitra dengan Gapoktan.

Tujuannya adalah agar petani dapat menyalurkan hasil produksinya secara kontinyu dan memperoleh harga yang wajar serta menguntungkan. Di lain pihak, konsumen juga mudah untuk mengakses pasar dengan harga yang terjangkau (lebih murah dari harga pasar) sesuai ketentuan yang berlaku, jelas Gardjita.

Gardjita menambahkan, untuk tahun ini Kementerian Pertanian akan kembali mengaktifkan pengoperasian TTI yang ada. Yang mana jumlahnya mencapai 1.000 TTI dengan fokus utama di wilayah DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).

“60 persen dari keberadaan TTI tersebut ada di wilayah DKI Jakarta dan 40 persen lainnya menyebar di wilayah Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Sedangkan keberadaan TTI lainnya yang ada di luar wilayah Jabodetabek tetap ada dan berjalan untuk pemenuhan kebutuhan lokal,” terang Gardjita.

Adapun fokus komoditi yang dipasok ke TTI selain beras adalah cabai dan bawang merah. Sedangkan untuk daging sapi, telah dilakukan kesepakatan antara Bulog dengan Assosiasi Distributor Daging Indonesia (ADDI) pada tanggal 21 Desember 2016 di Kantor Kementerian Perdagangan.

MoU itu disaksikan oleh Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukito dan Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman. Isinya tentang pendistribusian daging sapi di pasar-pasar wilayah Jabodetabek sebagai upaya stabilisasi harga daging sapi di tingkat konsumen.

Dalam Mou itu, untuk daging sapi beku dijual dengan harga Rp 80 ribu perkilogram dan daging sapi lokal dengan harga tidak melebihi Rp 100 ribu per kilogram.