:
Oleh Baheramsyah, Jumat, 6 Januari 2017 | 21:23 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 1K
Jakarta, InfoPublik - Kementerian Pertanian upayakan peningkatan mekanisasi pertanian dalam negeri sesuai arahan Presiden Joko Widodo untuk mempercepat waktu budidaya tanaman dan menghemat tenaga kerja.
Mekanisasi yang berbasis teknologi ini dinilai penting dan mampu mensubtitusi tenaga kerja manusia yang dalam kurun waktu 10 tahun terakhir ini terus berkurang.
"Telah terjadi pergeseran tenaga kerja pertanian ke non pertanian lebih dari lima persen dan pada 2015, petani Indonesia tinggal 27 juta jiwa. Karenanya, perlu didukung oleh mekanisasi pertanian yang membantu proses produksi," kata Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman pada koordinasi percepatan industri alat mesin pertanian (alsintan) dalam negeri di Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian Jakarta, Jumat (6/1).
Ia menyebutkan, mekanisasi pertanian telah terbukti dapat mempercepat waktu budidaya tanaman dan menghemat tenaga kerja lebih dari 60 persen, sehingga indeks pertanaman (IP) dan produktivitas lahan pertanian meningkat sedangkan biaya tenaga kerja dapat dihemat lebih dari 50 persen.
Arman mengakui, pihaknya telah menyusun grand design pengembangan mekanisasi Indonesia hingga 2045, agar seluruh kebutuhan alat dan mesin mesin pertanian (alsintan) lokal dapat dipenuhi oleh industri dalam negeri.
Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam memperkuat kemampuan perekayasa teknologi alsintan itu, di antaranya Badan Litbang Kementerian Pertanian, lembaga riset, perguruan tinggi, serta industri alsintan yang ada.
Ke depan, ia mengharapkan, akan ada sinergitas dari Kementerian Badan Usaha Milik Negara, Kementerian Perindustrian, dan Kementerian Pertanian, untuk dapat meningkatkan daya saing pertanian.
Amran meminta kepada para pengembang dan peneliti agar membagi konsentrasi pembuatan alat terbagi dalam berbagai konsentrasi, seperti khusus jagung, padi, kedelai dan lainnya.
Amran mengatakan pengembangan alat untuk jagung pascapanen juga harus segera diselesaikan. Dan diharapkan bisa mendorong percepatan lainnya. Anggaran telah diberikan kepada Balitbang Pertanian sebesar Rp2 triliun.
"Jumlah penggunaan alsintan di Indonesia masih lebih kecil dibanding negara tetangga kita. Jumlah alsintan untuk budidaya dan usai panen padi di Indonesia, saat ini baru 231.870 unit," sebutnya.
Sebagai gambaran, untuk menggarap sawah yang luasnya 8,11 juta hektare, diperlukan 1.275.320 unit alsintan dari berbagai jenis, mulai dari traktor tangan hingga mesin pengering.