Mentan Terima Banyak Kritik Terkait Kebijakan Pertanian

:


Oleh Baheramsyah, Senin, 28 November 2016 | 23:50 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 973


Jakarta, InfoPublik - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution menyampaikan banyak kritikan terhadap Menteri Pertanian Amran Sulaiman.

Kritikan tersebut menyoroti beberapa hal seperti persoalan irigasi, cara penanaman yang masih konvensional, dan program sapi indukan.

Pertama, masalah persoalan irigasi yang tak kunjung selesai hingga saat ini. Darmin menilai, penyebabnya adalah program yang tidak tersambung dengan benar. Misalnya pembangunan irigasi. Ternyata banyak irigasi yang dibangun, namun jalurnya tidak berdekatan dengan sawah. Sehingga pengairan tidak terealisasi

"Irigasi itu jangan dikira yang 5 km, tapi berapa luas lahan yang bisa diairi. Sering sekali masalahnya irigasi lewat tapi tidak di sawah," ujar Darmin, dalam rapat koordinasi nasional Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bidang agribisnis, pangan dan kehutanan di Hotel Pullman, Jakarta, Senin (28/11).

Ini semakin terbukti dengan adanya pola panen padi yang semakin lemah. Dari dulu hingga sekarang cuma dua kali masa panen, yaitu ketika usai musim hujan. Ketika hujan datang berarti para petani bisa menanam padi.

"Jadi bukan karena irigasi, tapi hujan. Kalau hujan berarti orang bisa menanam padi," tegas Darmin.

Maka dari itu, agar program menjadi selaras, maka dibutuhkan one map policy. Darmin menjelaskan, ini adalah peta yang mengambarkan kondisi Indonesia dengan lebih rinci. Sehingga pemerintah lebih tepat dalam pengambilan keputusan.

"Menurut kita ini sangat krusial, mulai dijalankan dengan baik adalah mendudukkan irigasi dengan sawah. Karena selama ini banyak tidak nyambungnya," tukasnya

Persoalan yang kedua adalah persoalan cara penanaman yang masih sangat konvensional, salah satunya adalah cara menanam bawang. Akibatnya sulit untuk meningkatkan produktivitas.

“Nanam bawang itu yang tumbuh bawang, saya bilang 3.000 tahun yang lalu nenek moyang kita juga gitu. Misalnya wortel ada yang ditanam bibit. Bawang juga semestinya begitu,” ucap Darmin.

Sementara di sektor peternakan,  Darmin menyoroti persoalan sapi yang tak kunjung tuntas. Ia berpendapat bahwa terjadi kesalahan pengelolaan dalam proses penggemukan sapi. Dia juga menyinggung mengenai program sapi indukan. Dimana program tersebut belum menguntungkan para peternak, khususnya peternak kecil.

“Kalau indukan belum tentu punya anak. Kalaupun anaknya nantikan bisa sakit anaknya. Makanya nanti mereka bilang ‘ah dijual saja’,” ucap Darmin.

Darmin sangat menyayangkan dengan berbagai persoalan di sektor pertanian Indonesia ini. Padahal selama ini pemerintah sudah mengeluarkan dana cukup besar pada sektor pertanian. Karenanya Ia meminta menteri terkait dalam hal ini Amran Sulaiman untuk segera menyelesaikan berbagai persoalan tersebut

Sementara Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan, terdapat berbagai hambatan sepanjang tahun 2016 untuk membangun sektor pertanian. Salah satunya adalah pemangkasan anggaran yang dilakukan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani.

Berdasarkan data Kementerian Keuangan, anggaran Kementerian Pertanian dipangkas hingga Rp5,9 triliun. Menurut Amran, hal ini pun berdampak pada pemangkasan anggaran dinas. Meskipun demikian, target yang dibebankan kepada Kementerian Pertanian tidak dipangkas.

"Kita fokus anggaran seperti SPD sebesar Rp1,2 triliun untuk didahulukan kepada petani. Tapi anggaran akhir tahun kurang 35 persen tapi target naik. Ini ujian bagi menteri apakah bisa lolos atau tidak," tuturnya.

Menyikapi hal ini, Amran pun mencoba berbagai upaya untuk memenuhi kebutuhan para petani. Salah satunya adalah dengan menggadaikan surat dari alat dan mesin pertanian (alsintan) kepada perbankan.

"Kami berpikir keras karena dana alsintan ditarik Rp2 hingga Rp3 triliun. Kami ingin gadai surat alsintan ke perbankan sehingga alsintan bisa peroleh anggaran 20 triliun. Tapi perbankan takut sama BPKP. Padahal kalau terealisasi bisa capai 3 tahun anggaran," imbuhnya.

Amran pun segera menemui Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. Diharapkan, BPKP dapat menyetujui sehingga kendala pemangkasan anggaran dapat diatasi.

"Tapi kita tetap berikan benih unggul, sekarang ada 10 ton gratis seluruh Indonesia. Semoga bisa tercapai target lainnya," tutupnya.