:
Oleh Baheramsyah, Minggu, 27 November 2016 | 20:19 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 800
Jakarta,InfoPublik - Presiden Joko Widodo menginginkan agar buah lokal bisa bersaing dengan buah impor yang merajalela di Indonesia. Untuk mendororng penngkatan daya saing dan produksi lokal Kementerian Pertanian (Kementan) telah melakukan berbagai upaya.
Untuk itu, ke depan pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertanian akan meningkatkan kualitas ekspor buah-buahan lokal. Selain itu juga mendorong masyarakat agar mau meningkatkan konsumsi dan mencintai buah lokal nusantara.
“Produksi memang perlu kita tingkatkan. Tapi jangan lupa, perbaikan kualitasnya, sehingga bisa bersaing di pasar internasional. Semakin baik kualitasnya, semakin cukup jumlahnya, semakin bisa berkontribusi untuk ekonomi. Karena pasarnya paling besar itu di masyarakat Indonesia sendiri,” ujar Direktur Jenderal Hortikultura Kementan, Spudnik Sudjono saat kampanye Cintai Buah Nusantara di Car Free Day, Sarinah, Thamrin, Jakarta Pusat, Minggu (27/11).
Spudnik menambahkan, cara meningkatkan ekspor dengan pembenahan, dan meminta semua daerah mengembangkan buah lokal, menambah luas tanam. Kami dari kementan akan mengawal bagaimana budidaya yang baik dan, pasca panen yang baik.
Beberapa buah khas Indonesia seperti manggis, pisang, mangga, nenas, dan jeruk, berpotensi untuk diekspor ke kawasan Asia, Arab, hingga Eropa.
Buah tropika nusantara mengandung nilai nutrisi yang baik bagi kesehatan. Indonesia sangat berpotensi untuk menjadi pemasok buah tropis dunia," ucapnya.
Selain itu, pihaknya juga melaksanakan kebijakan pengembangan buah-buahan yang diarahkan pada komoditas yang memiliki nilai komersial tinggi sehingga memacu tumbuh kembangnya minat masyarakat untuk melakukan budidaya buah secara lebih baik.
"Sampai saat ini tercatat jumlah rumah tangga usaha hortikultura adalah sebanyak 10.602.147 kepala keluarga, sedangkan untuk komoditas buah-buahan adalah sebanyak 8.458.119 kepala keluarga," tambahnya.
Sementara itu, dari sisi peningkatan produktivitas dan kualitas buah dilakukan melalui penataan sentra produksi menjadi kawasan skala komersial yang terintegrasi dengan pelaku usaha.
Berdasarkan data Kementan pengembangan kawasan buah telah dikembangkan sejak tahun 2011 sampai 2016 tercatat seluas 33.438 hektar dan terluas untuk tanaman jeruk 14.127 hektar.
Pada tahun 2016, Kementan melakukan pengembangan kawasan buah seluas 4.102 hektar yang dilakukan dalam bentuk pengembangan kawasan reguler, skala orchard dan komersial.
Sementara untuk mempercepat peningkatan mutu dan daya saing buah, Kementan bekerja sama dengan PTPN, pihak swasta dan Perguruan Tinggi dalam membangun kebun buah komersial terintegrasi.
Buah impor memiliki tampilan yang lebih menarik sehingga banyak diminati masyarakat Indonesia. Jumlah volume buah impor yang masuk ke Indonesia tahun lalu mencapai 344.221 ton, dengan nilai impor sebesar 534,83 juta dollar AS.
Sementara, Kepala Badan Ketahanan Pangan, Gardjita Budi mengatakan, buah yang tengah digenjot untuk bisa bersaing di pasar internasional adalah buah-buah tropis. Indonesia sebagai negara tropis yang besar memiliki peluang yang sangat terbuka untuk bisa menjadi negara pengekspor buah-buah tropis di dunia.
“Karena buah tropis banyak diminta oleh pasar internasional, karena mereka belum tentu bisa memproduksi, sebabnya faktor agroclimatic zone mereka. Negara lain juga bisa produksi buah tropis, tapi kita perbaiki kualitasnya. Apa keinginan pasarnya, ukuran, kualitas, mutunya kita tingkatkan,” tuturnya.
“Kalau importir internasional, mereka itu mempunyai standar-standar yang berlaku di negaranya dan standar kualitas internasionalnya. Kita penuhi itu dengan perbaikan kualitas dan perbaikan keamanan pangan buahnya, sehingga juga bisa lebih diterima oleh masyarakat Indonesia,” tandasnya.