Indonesia dan Korsel Kerjasama Bangun Sistem Pengolahan Data Tebu Secara Online

:


Oleh Baheramsyah, Jumat, 25 November 2016 | 14:08 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 500


Jakarta,InfoPublik - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pertanian (Kementan) bekerjasama dengan Kementerian Pertanian dan Urusan Pedesaan Korea Selatan (Korsel) dalam membangun sistem pengelolaan data pangan nasional khususnya untuk tebu industri secara online. 

Kerjasama  tersebut berupa bantuan dari Kementan Republik Korsel diberikan melalui EPIS (The Korea Agency of Education, Promotion and Information Servise in Food, Agriculture Forestry and Fisheries) berupa hibah dalam bentuk sosialisasi dan pelatihan pelaporan tebu/gula secara online untuk pabrik-pabrik gula di 10 provinsi di Indonesia yakni, Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogjakarta, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung Sulawesi Selatan, Gorontalo dan Nusa Tenggara Barat.

Untuk mengimplementasikan sistem tersebut, Kementan RI melalui Pusat Data dan Sistem Informasi menggelar pelatihan cara penggunaan sistem dengan melibatkan berbagai pihak pemangku kepentingan, yakni pabrik gula di 10 Provinsi, Direkrotrat Jenderal Perkebunan, dinas perkebunan provinsi dan Tim EPIS. Kegiatan ini diselenggarakan di Surabaya.

Dalam kesempatan ini,Kelapa Bidang Data Komoditas, Pusat Data dan Sistem Informasi, Kementerian Pertanian, Leli Nuryati mengatakan, penerapan sistem pengelolaan data pangan nasional untuk tebu industri tersebut berkaitan dengan sistem pelaporan data tebu nasional sehingga dapat disajikan secara cepat dan akurat kepada seluruh stakeholder terkait. Akan tetapi dalam kerangka dasarnya, sistem tersebut untuk membangun sistem informasi pangan nasional dan mengembangkan sumber daya manusia di Indonesia.

"Di sisi lain, dapat memprediksi permasalahan dalam pengembangan tebu dan kapan akan terjadi suplus," katanya di Surabaya, Jumat (25/11).

Variabel yang akan dikumpulkan atau diinput dalam pengelolaan data tersebut yakni meliputi luas tanam tebu, luas panen tebu, jumlah tebu yang digiling, rendemen tebu, produksi gula kristal putih, produktivitas gula kristal putih, serta variabel penunjang lainnya.

Sementara itu di tempat terpisah, Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi, Kementan, Suwandi menegaskan selain data tebu, ke depan semua data pangan dibangun secara online. Perlu diketahui, saat ini Kementan RI sudah mengembangkan satelit landsat-8 dari LAPAN.

"Teknologi ini telah kami gunakan untuk memantau pertanaman padi, sistem online pendataan jagung, kedelai, cabai dan bawang merah, serta data Sapi Induk Wajib Bunting (SIWAB)," tegasnya.

Kasubdit Tanaman Tebu dan Pemanis Lainnya Ditjen Perkebunan, Kementan, Gede Wirasuta mengatakan potensi komoditi tebu Indonesia yang cukup besar menjadikan pemerintah harus mampu menyajikan data secara cepat dan akurat kepada seluruh stakeholder yang terkait. Membangun sebuah data memang mahal, tetapi akan lebih mahal jika akan membangun tanpa memiliki data. 

"Untuk itu agar semua pihak penginput dan pengelola data, baik Kementerian Pertanian maupun pabrik gula untuk bersama-sama membangun, mendukung, dan mensukseskan sistem yang telah dibuat secara bersama untuk mulai dirintis dan kita bangun di mana hasil kerja keras ini adalah sebagai bentuk kerjasama antara pemerintah Korea Selatan dengan pemerintah Indonesia,” jelasnya.

Ia menambahkan satu contoh kemudahan yang akan kita peroleh dengan beroperasionalnya sistem ini adalah kecepatan, ketepatan, dan keakuratan data yang diperoleh. Selain itu, dapat mempermudah bagi pihak pemerintah untuk menentukan kebijakan, arah dan strategi dalam pengembangan tebu di Indonesia.

“Bila kita kaitkan dengan program saat ini sedang kita bangun, di mana peta perjalanan pengembangan tebu (roadmap) memuat informasi dan data secara lengkap, tepat, dan cepat, maka akan mempermudah melakukan analisis data dan mempercepat proses penyelesaian permasalahan yang terjadi untuk menghasilkan langkah kebijakan, arah, dan strategi pengembangan tebu dan gula ke depan,” tambahnya. 

Sementara itu, Ketua Tim EPIS, Mr. Sang-Hun Lee menyampaikan pembangunan sistem pengelolaan data tebu secara online ini akan disupport Kementerian Pertanian dan Urusan Pedesaan Korsel. Menurutnya, pertanian indonesia sudah relatif maju dan sistem pendataan pangan cukup bagus yakni berbasis teknolog informasi.

"Ke depannya perlu ditingkatkan lagi, sehingga benar-benar dapat memberikan data pangan yang cepat dan akurat untuk semua pemangku kepentingan," pungkasnya.