:
Oleh Wawan Budiyanto, Kamis, 24 November 2016 | 20:58 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 488
Jakarta, InfoPublik - Sekretaris Jenderal (aSekjen) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Syarif Hidayat mengatakan, sebagai negara yang terletak dibawah garis khatulistiwa Indonesia berpeluang mengembangkan sektor industri teknologi fotovoltaik dimana panel surya mengubah sinar matahari menjadi energi listrik.
“Usaha untuk memacu peningkatan penggunaan energi baru dan terbarukan tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 79 tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional, dengan target bauran energi nasional pada tahun 2025 sebesar 23 persen berasal dari energi baru terbarukan,” kata Syarif pada Workshop Nasional Industri Fotovoltaik di Jakarta, Kamis (24/11).
Dijelaskannya, industri fotovoltaik merupakan salah satu sektor yang diharapkan berkontribusi dalam pengembangan sistem ketenagalistrikan nasional sebagai alternatif dari penggunaan energi fosil.
Kemampuan industri tersebut sejalan program pemerintah terkait penggunaan energi surya yang menargetkan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sebesar 5.000 Megawatt (MW) hingga akhir tahun 2019 sebagai bagian dari Program Pembangkit Listrik 35.000 MW.
“Dengan mendapatkan sinar matahari sepanjang tahun, Indonesia punya potensi energi dari surya sebesar 532,6 Giga Watt peak (GWp),” jelasnya.
Menurutnya, saat ini kapasitas produksi nasional untuk produk modul surya diestimasi mencapai 445 Mega Watt peak (MWp). Sejumlah daerah di Indonesia telah terpasang PLTS dengan total kapasitas sekitar 25 MWp.
“Hal tersebut menunjukkan bahwa masih perlu ditingkatkan lagi antara potensi dan realisasi PLTS,” ujarnya.
Dukatakannya lagi, Indonesia memiliki kekayaan alam berupa pasir silika yang bisa diolah menjadi bahan baku pembuat lempengan sel panel surya.
“Melalui workshop ini, diharapkan para stakeholder dapat mememberikan masukan untuk pengembangan batu atau pasir silika sebagai langkah hilirisasi dan mengurangi ketergantungan bahan baku impor,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua Pelaksana Workshop, Didi Apriadi menjelaskan, diskusi bertujuan mencari solusi bersama guna kelancaran implementasi di lapangan dalam memacu peran industri fotovoltaik untuk mendukung pembangunan PLTS di Tanah Air.
“Dengan tercapainya kesepakatan bersama diharapkan mampu menumbuhkan industri fotovoltaik di dalam negeri dan mempercepat keinginan kita semua untuk menjadikan Indonesia menjadi lebih mandiri di bidang energi,” ungkapnya.
Workshop ini menghadirkan narasumber dari berbagai bidang terkait industri fotovoltaik, antara lain Kementerian Perindustrian, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), PT. PLN (Persero), serta Asosiasi Pabrikan Modul Surya Indonesia (APAMSI).