:
Oleh H. A. Azwar, Jumat, 14 Oktober 2016 | 14:57 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 1K
Batam, InfoPublik - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Muhammad Hanif Dhakiri bersama Menteri Pendayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Asman Abnur melakukan kunjungan kerja (Kunker) ke Balai Latihan Kerja (BLK) Batam.
Kunker Menaker dan Menpan RB ini dalam rangka pengembalian Unit Pelaksana Teknis Balai Latihan Kerja (UPT-BLK) Kota Batam kepada Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker).
Hanif mengatakan, pemerintah pusat sangat memperhatikan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), terutama di perbatasan karena berhadapan langsung dengan negara tetangga Singapura dan Malaysia.
Demi kepentingan masyarakat umum dan angkatan kerja Batam yang membutuhkan peningkatan kompetensi kerja, Kementerian Ketenagakerjaan bersinergi dengan Kementerian Pendayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi akan meningkatkan kualitas BLK Batam, kata Hanif usai meninjau BLK Batam di Batam, Kepulauan Riau (Kepri), Jumat (14/10).
Turut hadir dalam kunker ke BLK, Walikota Batam Muhammad Rudi, Direktur Jenderal (Dirjen) Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas (Binalattas) Kemnaker Khairul Anwar serta Dirjen Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Peluasan Kesempatan Kerja (Binapentasker) Heri Sudarmanto.
Batam butuh BLK Berkualitas agar tenaga kerja Batam mampu bersaing di dunia kerja internasional. Sampai 2030 kita diprediksi menjadi negara ke-7 dengan ekonomi terbesar, tapi syaratnya kita harus punya 113 juta pekerja berkeahlian. Kita membutuhkan percepatan peningkatan kompetensi tenaga baik melalui pendidikan vokasi maupun melalui pelatihan kerja, ujar Hanif.
BLK Batam dibangun tahun 1999 dengan menggunakan dana Iuran Wajib Pendidikan Latihan (IWPL). Dana IWPL ini diperoleh dari tenaga kerja asing yang bekerja di Batam dimana dana tersebut 50% untuk Pusat dan 50% untuk Badan Otorita Batam. Pada tahun 2001 Pengelolaan BLK Batam dikelola oleh Yayasan Karya Bangsa bentukan Pemko Batam dan Badan Otoritas Batam.
Sementara itu, Menpan RB Asman Abnur mengaku bahwa BLK Bata mini sudah lama nganggur. “Batam ini kan berbatasan langsung dengan Singapura. Jadi, Batam merupakan etalase Indonesia. Oleh karena itu saya berharap BLK menjadi tempat memproduksi tenaga kerja handal. Saya usulkan juga kepada Menaker agar Batam memiliki pusat tenaga kerja terpadu yang diharapkan kita bisa mengirim tenaga kerja berkualitas ke Singapura dan Malaysia,” kata Asman.
Bangunan BLK dibangun di lahan milik Badan Otoritas Batam seluas lebih kurang 2 Ha. BLK Batam sudah lama terbengkalai karena tumpang tindih otoritas pengelolaan. Pengelolaan Yayasan tidak dapat berjalan seperti yang diharapkan karena pengelolaanya belum jelas, apakah dikelola Badan Otoritas Batam atau Pemda. Tahun 2008 secara otomotis pengelolaan oleh Yayasan Karya Bangsa bubar karena adanya Undang-Undang tentang Yayasan.
Selain BLK, pemerintah juga mengoptimalkan pendidikan dan pelatihan di perbatasan, mulai dari TK hingga SMA/SMK, politeknik dan universitas. Seusai meninjau BLK Batam, Hanif memberikan kuliah umum dengan Tema “Peningkatan SDM Indonesia Guna Mampu Bersaing dengan SDM Negara lain” di Batam Tourism Polytechnic, Batam.
Pada kuliah umum tersebut Hanif menekankan pentingnya peningkatan kompetensi tenaga kerja terutama melalui pendidikan vokasional. “Kompetensi menjadi syarat mutlak untuk dapat bersaing di semua level tingkatan, baik nasional maupun internasional,” tukas Hanif.