:
Oleh H. A. Azwar, Jumat, 14 Oktober 2016 | 11:23 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 718
Jakarta, InfoPublik - Persaingan ekonomi dan industri yang semakin ketat menuntut dunia usaha agar selalu progresif dan inovatif. Untuk itu, pemerintah berkomitmen untuk terus mendorong tumbuh kembangnya dunia usaha dan industri di Indonesia, agar pertumbuhan ekonomi nasional dapat bersaing dengan bangsa lain.
Beberapa upaya yang dilakukan pemerintah diantaranya adalah menjaga iklim investasi agar tetap kondusif serta membantu dunia usaha dengan berbagai insentif. Upaya perluasan kesempatan kerja pun akan terbantu dengan tumbuh kembangnya dunia usaha dan industri.
Agar mereka tetap bisa berkembang, investasi bisa masuk, sehingga kesempatan kerja bisa terus terbuka. Itu melalui banyak skema, termasuk dalam manajemen pengupahannya, dan insentif yang lain. Jadi pemerintah nggak kurang-kurang lah, ungkap Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) di Jakarta, Kamis (13/10).
Hanif menambahkan, dalam era persaingan saat ini, keluar masuknya Tenaga Kerja Asing (TKA) ke Indonesia maupun sebaliknya, Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di luar negeri adalah sebuah keniscayaan. Oleh karenanya, angkatan kerja yang saat ini masih didominasi oleh pendidikan menengah ke bawah, harus lebih dulu ditingkatkan kompetensinya, agar dapat bersaing tenaga kerja dari negara lain. Baik persaingan di dalam negeri maupun di luar negeri. “Ini agar kompetitif bersaing dengan tenaga kerja dari negara-negara asing,” imbuhnya.
Hanif menegaskan, selama TKA bekerja di Indonesia secara legal maka tidak ada yang perlu dipermasalahkan. Namun, jika ada TKA yang bekerja di Indonesia secara ilegal, maka pemerintah tak segan-segan untuk menindaknya. “Itu yang kemudian dilakukan penidakan,” tegas Hanif.
Menurut Hanif, salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kompetensi dan daya saing angkatan kerja Indonesia adalah optimalisasi Balai Latihan Kerja (BLK). Optimalisasi tersebut meliputi reorientasi, revitalisasi, dan rebranding BLK. Menurutnya, hal ini akan membantu peningkatan skill angkatan kerja sekaligus mengatasi shortage tenaga kerja skill.
Saya contohkan kita punya BLK di Serang, banyak sekali bidangnya, kita coba kerucutkan jadi dua misalnya. Untuk Las dan otomotif. Yang biasanya satu tahun hanya produksi katakanlah sekitar 2000, kita tiga kali lipatkan jadi 6.000 setahun, tukas Hanif.