:
Oleh Dian Thenniarti, Rabu, 12 Oktober 2016 | 19:13 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 640
Jakarta, InfoPublik – Maskapai nasional Garuda Indonesia membantah adanya ular yang terlepas dari kompartemen cargo pesawat GA 657 rute Merauke – Jakarta, pada Selasa sore lalu (11/10), namun yang terjadi adalah terlepasnya kadal jinak dari kompartemen cargo pesawat. Walau demikian semuanya bisa tertangani dengan baik dan tidak mengganggu jalannya operasional pesawat.
"Memang bentuk fisiknya terlihat seperti ular, namun setelah kami lakukan pemeriksaan ulang yang lebih teliti, baik kemasan bagian luar dan dalam, juga dokumen karantina dan bentuk fisik hewan tersebut, ternyata hewan tersebut kadal bukan ular. Kadal ini dalam nama latinnya adalah 'Lialis burtoni' atau legless lizard atau sering disebut kadal tanpa kaki," ungkap Kepala Komunikasi PT Garuda Indonesia Benny S Butarbutar, Rabu (12/10)l8lmk
Lebih lanjut Benny menjelaskan kronologis peristiwanya, bahwa pada penerbangan GA 657 dengan rute Merauke – Jakarta, Selasa sore lalu (11/10), ada laporan yang menyebutkan pesawat Garuda Indonesia membawa kiriman cargo yang berisi hewan hidup dalam bentuk kotak kayu yang bagian luarnya terdapat lobang udara kecil. Sementara bagian dalam kotak juga dilapisi karung.
Tidak lama kemudian dilaporkan terlepasnya tiga ekor hewan yang diduga mirip ular kecil keluar dari boks cargo. Berkat aksi sigap awak kabin bisa langsung menangkap tiga kadal jinak tersebut dan mengamankannya kembali, sehingga tidak mengganggu operasional penerbangan sama sekali.
"Begitu mendarat langsung petugas kemanan penerbangan (Avsec), petugas cargo, petugas karantina hewan Bandara Soekarno – Hatta, dan awak kabin yang dengan cepat mengeluarkan cargo tersebut dan memeriksa kembali cargo dan bagian kabin. Berdasarkan pemeriksaan yang teliti ternyata bukan ular tetapi kadal jinak. Untuk itu, manajemen Garuda Indonesia memerintahkan untuk dilakukan investigasi secepatnya dan melakukan corrective actions guna memastikan kejadian serupa tidak terulang kembali," kata Benny.
Menurut Benny, investigasi menjadi penting guna memastikan prosedur mana yang terlewati atau ada kemungkinan kerusakan dalam pengepakannya sehingga kejadian ini tidak boleh terjadi lagi. Siapa pun yang terbukti mengabaikan standar prosedur dalam pengepakannya, kata dia, atau melewati SOP yang telah ditetapkan akan dikenakan sanksi yang tegas.
Berdasarkan hasil nvestigasi awal, kemasan dalam boks pengiriman tersebut tidak sesuai dengan standar Live Animal Regulation (LAR), dimana seharusnya kawat pelindung di bagian dalam harus memiliki diameter yang lebih keci.
"Investigasinya masih terus berlangsung begitu juga siang ini. Pasti ada pengirim yang tidak mematuhi standar kemasan pengiriman, dan petugas yang tidak melakukan multi-check pada barang-barang yang akan diangkut oleh Garuda Indonesia. Garuda Indonesia akan menindak tegas pihak-pihak yang terlibat dalam kecerobohan ini," tegasnya.