:
Oleh Wawan Budiyanto, Senin, 12 September 2016 | 22:46 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 639
Jakarta, InfoPublik - Perusahaan Korea yang mengkhususkan diri dalam teknologi fasilitas gas alam (Kogas), berencana akan melakukan kajian sumber daya gas metana batubara (CBM) di Indonesia, bekerjasama Lemigas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
"Kerja sama dilakukan dalam pengembangan teknologi EOR khususnya CCS-EOR," kata Direktur Jenderal Migas IGN Wiratmaja Puja dalam siaran resminya, Senin (12/9).
Menurutnya, hal tersebut terungkap dalam salah satu hasil pertemuan The 9th Indonesia-Korea Energy Forum (IKEF) dan The 6th Indonesia-Korea Joint Working Group (JWG) on Gas yang diselenggarakan di Seoul, pekan lalu.
Kedua negara membahas kerja sama dalam safety management energi, rencana pengembangan proyek-proyek listrik di Cirebon, Kalselteng dan Bali serta kerja sama dalam pengembangan SDM dan penelitian antara Korea dengan Indonesia.
Delegasi dari masing-masing negara juga mendiskusikan mengenai peluang kerja sama dalam clean energy island, pemanfaatan small-scale LNG dan pengembangan SDM. Untuk menindaklanjuti hal tersebut, diantaranya dapat dilakukan melalui pembentukan task-force.
Kedua negara menandatangani MOU mengenai Comprehensive Cooperation in Energy Safety Management System. Untuk menindaklanjuti MoU tersebut, telah didiskusikan mengenai pembentukan task-force dan juga rencana working group meeting.
Sejumlah delegasi melakukan kunjungan ke fasilitas Incheon LNG Terminal dan DME Clean Fuel Development yang dikembangkan Kogas dan berlokasi di Incheon. Fasilitas LNG Terminal saat ini mempunyai total kapasitas sebesar 2,88 juta KL.
Kogas menyatakan saat ini tengah mengembangkan fasilitas DME. Perbedaan antara teknologi yang dimiliki oleh Kogas saat ini dengan fasilitas DME di China adalah bahwa Kogas mengembangkan teknologi one step process yang lebih efisien dibandingkan teknologi two step process dalam hal produksi DME.
Adapun teknologi two process akan lebih baik digunakan apabila fasilitas DME yang dirancang untuk menghasilkan produk methanol di samping DME.
The 9th IKEF dan The 6th JWG on Gas pada 2017 akan diselenggarakan di Bali, Indonesia. Kerja sama Indonesia dan Korea di sektor energi telah terjalin sejak tahun 1979. IKEF terbentuk pada tahun 2006, bertujuan untuk meningkatkan kerja sama sektor energi, dengan melibatkan sektor swasta di kedua negara. Forum ini juga menjadi wadah baru, menggantikan Joint Committee yang telah dilakukan selama 22 kali. The 1st IKEF dilaksanakan 25 Juli 2007 di Seoul, bersamaan dengan kunjungan kenegaraan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.