:
Oleh Wawan Budiyanto, Selasa, 30 Agustus 2016 | 20:52 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 511
Jakarta, InfoPublik - Hujan yang merata dan upaya pemadaman kebakaran hutan dan lahan di Riau telah menyebabkan kualitas udara makin membaik. Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di Sumatera mulai membaik.
Pengukuran kualitas udara pada Selasa (30/8) pukul 09.00 Wib menunjukkan tidak ada kualitas udara yang tidak sehat.
"Di Pekanbaru, Kampar, Pelawalan, Siak, Dumai, Kepri, Aceh, Jambi dan Sumatera Utara ISPU dalam kondisi baik. Semua pengukuran di bawah 50 psi. Sedangkan di Rokan Hilir, Bengkalis dan Palembang pada level baik hingga sedang," Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, Selasa (30/8).
Sementara Satelit MODIS dari NASA tidak mendeteksi hotspot kebakaran hutan dan lahan di Riau karena tidak melintasi wilayah Riau atau blank area.
Berdasarkan pantauan udara dengan pesawat terlihat kebakaran hutan dan lahan masih cukup banyak terjadi. Kebakaran hujan di Kecamatan Sujud Kab Rokan Hilir masih berlangsung.
Asap tebal masih terpantau menyebar ke bagian utara. Di Sujud ini adalah kebakaran yang paling luas di Riau.
Diperkirakan lebih dari 50 hektar lahan terbakar. Begitu juga di Kecamatan Rantau Bais Kabupaten Rokan Hilir, lahan seluas 40 hektar terbakar. Di daerah lain tedapat di Tasik Serai Kecamatan Pinggir Kabupaten Bengkalis, Kec Bukit Batu Kabupaten Bengkalis dan Rimbo Panjang Kabupaten Kampar masih terdapat lahan yang terbakar.
Daerah lain di Indonesia yang terbakar berdasarkan pantauan satelit MODIS terdapat 165 hotspot, dimana 124 hotpot dengan tingkat kepercayaan Sedang (30-70 persen), dan 41 hotspot dengan tingkat kepercayaan Tinggi (lebih dari 70 persen). Hotspot mulai meningkat kembali di Kalimantan Barat yaitu terdapat 43 titik dan Kalimantan Tengah ada 12 titik. Untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Barat maka BNPB dan BPPT mengoperasikan hujan buatan terhitung pada hari ini (30/8).
"Selain itu BNPB telah menempatkan dua helikopter water bombing di Kalimantan Barat dan dua helikopter water bombing di Kalimantan Tengah," ujar Sutopo.
BNPB dan BPPT telah mengoperasikan hujan buatan di Sumatera Selatan dan Riau. Di Sumatera Selatan hujan buatan telah menaburkan garam ke dalam awan-awan potensial sebanyak 69,9 ton sejak (13/6) hingga sekarang. Sedangkan di Riau menaburkan 40 ton garam sejak (15/7) hingga sekarang. Tersedianya awan-awan potensial di atmosfer menyebabkan hujan buatan efektif menjatuhkan hujan sehingga memadamkan api dan membasahi permukaan yang menyebabkan hutan dan lahan sulit terbakar.
Operasi pemadaman kebakaran hutan dan lahan di enam provinsi yaitu Riau, Jambi, Sumsel, Kalbar, Kalteng dan Kalsel terus berlangsung saat ini. Ada lima strategi yang dilakukan yaitu operasi darat, operasi udara, operasi penegakan hukum, operasi pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang terdampak, dan pemberdayaan masyarakat melalui kelompok masyarakat dan desa tangguh bencana.