:
Oleh Untung S, Jumat, 26 Agustus 2016 | 14:56 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 1K
Lombok, InfoPublik - Indonesia potensial menjadi pusat wisata halal dunia karena mayoritas penduduknya beragama Islam dengan sarana destinasi dan pendukung layanan pariwisata yang sebagian besar telah memenuhi kriteria persyaratan wisata halal.
Deputi Menteri Bidang Pemasaran Mancanegara Kementerian Pariwisata (Kemenpar) I Gde Pitana dalam sambutan tertulisnya saat acara Sosialisasi Pemasaran Pariwisata Mancanegara Pada Media Sosial di Hotel Sentosa Senggigi Lombok, Rabu 924/8) mengatakan pariwisata halal dalam beberapa waktu terakhir menjadi tren di dunia dengan berbagai potensi besar yang mungkin untuk dikembangkan di dalamnya.
"Banyak negara lain sudah mempersiapkan diri menjadi destinasi wisata halal seperti Australia, Tiongkok, dan Jepang. Kita harus menjadi pusat wisata halal dunia," kata Pitana.
Kemenpar mencatat dari 10 juta wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Indonesia sebanyak 20 persen di antaranya adalah wisata muslim.
Menurut dia, Indonesia memiliki potensi dan peluang yang besar untuk menjadi pusat destinasi wisata halal dunia. Selain bukan sesuatu yang sulit untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat destinasi muslim dunia.
"Harus dipahami bahwa halal bukan produk tapi kriterianya memenuhi persyaratan produk untuk pelayanan halal kepada wisatawan," katanya.
"Hotel, restoran, dan fasilitas pendukung yang lain semua sama seperti biasanya hanya perlu ditekankan untuk memenuhi kriteria pelayanan halal dan muslim friendly. Dan sebagian besar di Indonesia telah sesuai dengan itu," katanya.
Di Indonesia, kata Pitana, banyak destinasi bisa dikembangkan sebagai wisata halal di antara Lombok, Nusa Tenggara Barat, Aceh, Sumetera Barat, dan Jawa Timur.
Terlebih khusus untuk Lombok misalnya telah mampu mencetak prestasi dengan meraih dua penghargaan sekaligus pada ajang World Halal Travel Awards (WHTA) 2015 di Abu Dhabi sebagai World's Best Halal Tourism Destination dan World's Best Halal Honeymoon Destination.
KEK Mandalika.
I Gde Pitana mengatakan potensi Lombok sebagai pusat destinasi wisata halal dunia semakin besar dengan semakin banyaknya infrastruktur pendukung yang dibangun saat ini.
Di NTB sedang diproses pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) untuk pariwisata di Mandalika, Lombok Tengah, sementara, tempat wisata lainnya sudah mulai diarahkan ke wisata halal.
Lombok sendiri memiliki demografi yang juga mendukung wisata halal dengan 95 persen masyarakatnya beragama Islam ditunjang fasilitas ibadah atau masjid yang begitu banyak bahkan hingga dijuluki sebagai Kota Seribu Masjid.
Pitana juga mengapresiasi keseriusan Pemerintah Daerah NTB untuk menjadikan wilayahnya sebagai destinasi wisata halal.
Tercatat pada 2016, NTB telah memasifkan kerja sama dengan tidak kurang dari 400 industri pendukung pariwisata seperti kuliner, restoran, dan produk-produk lokal lainnya yang keseluruhannya akan disertifikasi halal. NTB juga telah mengatur perusahaan jasa perhotelan dan resort agar memberikan layanan halal bagi tamu muslim.
Selain itu, dari 1.175 hektar kawasan wisata Mandalika, sebanyak 300 hektar nantinya akan menjadi halal tourism. Sementara, kawasan di luar itu akan tetap menjadi wisata konventional. Artinya, wisata halal akan berkembang bersama wisata konvesional sehingga wisatawan bisa memilih.