BPPT Dukung Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Kereta Cepat

:


Oleh G. Suranto, Selasa, 26 Juli 2016 | 14:08 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 815


Jakarta, InfoPublik - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menandatangani nota kesepahaman  atau Momorandum of Understanding (MoU) dengan PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) dan Indonesia Railway Manufactur Association (IRMA) dalam  pengkajian dan penerapan teknologi untuk mendukung pembangunan infrastruktur industri kereta cepat dan memperkuat struktur industri Nasional.

Kepala BPPT Unggul Priyanto mengatakan nota kesepahaman ini langkah sangat penting guna mendukung percepatan pelaksanaan proyek strategis kereta cepat.  MoU ini berlandaskan pada tugas pokok, fungsi dan wewenang dari masing-masing pihak.

BPPT sebagai lembaga pemerintah non kementerian yang bergerak di bidang pengkajian dan penerapan teknologi, PT. KCIC sebagai suatu perseroan terbatas yang memegang izin pembangunan dan pengoperasian kereta cepat di Indonesia untuk trase Jakarta-Bandung, dan IRMA sebagai asosiasi yang terdiri dari perusahaan-perusahaan di Indonesia yang bergerak di bidang manufaktur perkeretaapian.

“Ketiga pihak ini mempunyai maksud dan tujuan bersama untuk mendukung program pembangunan infrastruktur industri kereta cepat, dan memperkuat struktur industri nasional,” kata Unggul pada acara penandatanganan MoU tersebut di Gedung BPPT, Selasa (26/7).

Disebutkan, bentuk kerjasama antara ketiga pihak tersebut antara lain meliputi penelitian dan pengembangan teknologi, pendidikan dan pelatihan, pemanfaatan dan penerapan hasil-hasil kerekayasaan yang telah ada, pemanfaatan sarana dan prasarana, dan bantuan teknis sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Menurutnya, ruang lingkup kerjasma tersebut adalah untuk mendukung pembangunan infrastruktur dan industri kereta cepat, mencakup bidang teknologi yakni track construction, signal and comunication, rolling stock, dan railway traction power supply.

Selain itu, juga mencakup teknologi  comprehensive maintenance, dispatching, safety & emergency response, passenger service, surveying technology, dan disaster prevention technology.

“Diharapkan, kerjasama ini  dapat segera diimplementasikan untuk mempercepat proses alih teknologi pada proyek kereta cepat Jakarta-Bandung sepanjang 142 km, sehingga moda transportasi ini dapat segera terwujud,” ungkapnya.

Penandatanganan Nota Kesepahaman tersebut disaksikan oleh Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Muhammad Nasir, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno, dan Menteri Perindustrian Saleh Husin.