:
Oleh Amrln, Selasa, 26 Juli 2016 | 13:19 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 420
Jakarta, InfoPublik - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN mencatatkan kinerja keuangan semester I 2016 dengan peningkatan laba bersih sebesar 25,40% menjadi Rp 1,042 triliun dari Rp 850 miliar pada periode sama tahun sebelumnya. BTN masih menjadi pemimpin pasar pembiayaan perumahan di Indonesia dengan pangsa pasar 31%.
Direktur Utama BTN Maryono mengatakan hal itu dalam jumpa pers paparan kinerja semester I 2016 di Jakarta, Senin (25/7).
Maryono menambahkan, pendapatan operasional BTN terdiri dari pendapatan bunga bersih sebesar Rp 3,696 triliun dan pendapatan operasional lainnya sebesar Rp 584 miliar. Pendapatan bunga bersih ini tumbuh 15,71% dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 3,194 triliun.
"Sementara pendapatan operasional lainnya tumbuh 12,56% dari tahun 2015 yang sebesar Rp 519 miliar. BTN mencapai hasil kinerja semester I 2016 yang positif," kata Maryono.
Ia memaparkan, kredit yang disalurkan BTN selama semester I 2016 tumbuh 18,39% dari Rp 126,125 triliun pada tahun 2015 menjadi sebesar Rp 149,316 triliun.
Pertumbuhan kredit ini didorong oleh penyaluran kredit ke sektor perumahan sebesar Rp 135,745 triliun yang tumbuh 20,23% dari tahun sebelumnya sebesar Rp 112,903 triliun.
Kredit non perumahan sebesar Rp 13,571 triliun atau tumbuh 2,64% dari tahun 2015 yang sebesar Rp 13,223 triliun.
Sedangkan, kredit ke sektor perumahan disalurkan untuk mendukung kredit perumahan subsidi dan kredit perumahan non subsidi. Kredit subsidi mencatatkan pertumbuhan cukup tinggi sebesar Rp 49,804 triliun atau tumbuh 31,18% dibanding tahun sebelumnya yang sebesar Rp 38,011 triliun.
Sementara kredit non subsidi tercatat tumbuh 14,88% dari sebesar Rp 49,755 triliun pada tahun 2015 menjadi Rp 57,158 triliun pada semester I tahun 2016.
Menurutnya, Bank BTN mencatatkan Dana pihak ketiga meningkat 17,29% menjadi Rp 134,555 triliun pada akhir Juni 2016. Sementara posisi tahun 2015 Dana Pihak Ketiga BTN tercatat sebesar Rp 114,749 triliun.
Bank BTN berhasil meningkatkan asset menjadi Rp 189,513 triliun atau tumbuh 21,52% dari posisi asset tahun 2015 yang sebesar Rp 155,952 triliun.
Di tengah perlambatan pertumbuhan ekonomi dan tren industri menunjukkan NPL yang terus naik, rasio kredit bermasalah (NPL) BTN turun dari 4,70% pada tahun 2015 menjadi 3,41% pada tahun 2016.
"BTN secara proaktif mempertahankan posisi likuiditas dan basis permodalan yang solid. Pada semester I 2016 rasio kecukupan modal (CAR) mencapai 22,07%," pungkasnya.