:
Oleh Baheramsyah, Kamis, 9 Juni 2016 | 15:10 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 577
Jakarta, InfoPublik - Hari ini Perusahaan Umum (Perum) Badan Urusan Logistik (Bulog) mendatangkan 300 ton daging sapi beku asal Australia. Daging sapi beku impor ini dibutuhkan untuk menjaga stabilitas harga daging sapi selama bulan Puasa hingga Lebaran 2016.
Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti menuturkan, hari ini ada 10 kontainer masuk dengan kapasitas 25 sampai 30 ton per kontainer. Jenis kualitas daging mulai CL 95 (kadar lemak daging sapi hanya 5 persen) dan CL 85 serta ada beberapa jenis turunan daging lainya.
Daging sapi beku yang didatangkan dari Australia merupakan daging yang berkualitas dengan harga yang relatif lebih murah. Sehingga masyarakat tidak perlu khawatir soal kualitas dan kesehatan daging sapi beku asal Australia.
"Kami ingin memastikan bahwa daging beku ini adalah daging sehat. Memang dia murah tapi tidak murahan," ujar Djarot Kusumayakti di Gudang Bulog, Kelapa Gading Jakarta, Kamis (9/6).
Djarot menambahkan, daging sapi beku impor terjamin kesehatannya lantaran kesehatan sapi terjamin. Bulog juga menjamin proses pemotongan sapi sesuai dengan syariat Islam sehingga daging sapi beku impor asal Australia ini dijamin kehalalannya.
"Dia melalui proses tepat baik melalui tiris sampai pembekuan, sampai pengiriman di sini. Sehingga Insya Allah ini merupakan daging sehat. Dan tidak kalah penting ini diambil dari RPH-RPH halal, artinya yang memenuhi syariat Islam. Jangan khawatir bahwa daging ini adalah daging halal," jelas Djarot.
"Daging ini kami jual dengan hargan macem-macem tapi tidak lebih dari Rp 80.000 per kg. Harganya ada yang Rp 80.000 per kg dan ada yang Rp75.000 per kg," katanya.
Dengan datangnya daging impor tersebut maka Perum Bulog akan langsung melakukan operasi pasar daging sapi diberbagai wilayah di Indonesia, untuk saat ini dilakukan di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).
Untuk distribusinya, Djarot mengatakan akan melalu tiga hal, pertama masuk ke perumahan-perumahan, kedua masuk ke perkantoran-perkantoran dan ketiga masuk ke pasar-pasar tradisional.
Menurutnya, kenapa tidak hanya ke pasar-pasar sepenuhnya, karena dalam kondisi mendesak ini Bulog mencoba mendekatkan daging ini kepada pemukiman masyarakat.
"Misalnya kalau ada suami istri sibuk kerja kami juga buka di beberapa perkantoran, disamping itu kami juga buka outlet-outlet di pasar, termasuk pasar tradisional," tuturnya.
Tidak hanya itu, guna memperlebar dan menjangkau masyarakat, distribusi daging sapi beku ini akan dikerjasamakan dengan outlet-outlet pemerintah.
"Kami Bulog punya Rumah Pangan kita, Kemendag ada Bapok, Kementan ada Toko Tani kita juga masuk, artinya kita mencoba semua sisi kita perkuat dengan mengharapkan secepat mungkin saudara-saudara kita memperoleh daging," tuturnya.