Menperin: Potensi Bisnis Industri MRO Capai Rp 26,4 T

:


Oleh Tri Antoro, Kamis, 21 April 2016 | 21:56 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 416


Jakarta, InfoPublik - Prediksi kawasan Asia Pasifik pada tahun 2022 akan menjadi pusat pertumbuhan maintenance, repair, and overhaul (MRO). Situasi ini membuka peluang industri penerbangan dalam negeri untuk berkembang pesat.

Menteri Perindustrian Saleh Husin menghitung potensi bisnis industri MRO di Indonesia saat ini mencapai USD 920 juta atau Rp 12,1 triliun dengan mengacu kurs dollar AS Rp 13.200. 

"Dalam empat tahun ke depan bisa naik menjadi USD 2 miliar, setara Rp 26,4 triliun. Untuk itu, kami tengah mendorong peningkatan kapasitas maupun kapabilitas industri MRO di Indonesia,” ujarnya pada Konferensi Aviation Maintenance Repair and Overhaul Indonesia (AMROI) ke-4 di Jakarta, Rabu (20/4).

Menperin mengatakan, sejak peraturan pemerintah mengenai industri jasa penerbangan di Indonesia mulai dilonggarkan pada tahun 2000, pertumbuhan jasa penerbangan melonjak tajam dalam satu dekade terakhir di Indonesia. Sejumlah industri penerbangan saat ini bersaing ketat merebut pasar domestik dan regional.

Indonesia dengan memiliki jumlah penduduk 250 juta dan wilayah yang cukup strategis, tentu akan membutuhkan sarana transportasi udara untuk mendukung konektifitas antar pulau dan wilayah.

Wilayah Indonesia mencakup sebaran lebih dari 17.000 pulau, membentang sepanjang 5.200 km dari timur ke barat dan 2.000 km dari utara ke selatan. Hal ini menjadi pasar yang sangat potensial bagi para investor dunia untuk membangun industri penerbangan di Indonesia.

Selanjutnya, potensi besar untuk industri penerbangan karena menawarkan kenyamanan dan waktu yang lebih cepat serta mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan memberikan multiplier effect bagi sektor lainnya.

Berdasarkan laporan International Air Transport Association (IATA), jumlah penumpang udara nasional akan mencapai 270 juta penumpang pada tahun 2034 atau naik lebih dari 300 persen dibanding pada tahun 2014 dengan jumlah sebanyak 90 juta penumpang.

“Diperkirakan Indonesia akan masuk 10 besar pasar penerbangan dunia pada tahun 2020, bahkan akan menjadi lima besar dunia pada tahun 2034,” kata Menperin.

Di sektor tenaga kerja, industri penerbangan global pada saat ini telah menyerap tenaga kerja sebanyak 58 juta orang dengan nilai ekonomi mencapai USD 2,4 triliun. Diperkirakan dalam 20 tahun ke depan industri penerbangan mampu menciptakan lapangan pekerjaan sebanyak 105 juta orang dan menyumbang USD 6 triliun terhadap PDB dunia.

Saat ini, lanjut Menperin, industri penerbangan nasional memiliki 61 maskapai penerbangan niaga didukung oleh 750 pesawat, yang beroperasi terjadwal dan tidak terjadwal. Diperkirakan jumlah pesawat akan mencapai 1.030 pesawat pada tahun  2017.