:
Oleh Amrln, Kamis, 21 April 2016 | 03:05 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 176
Jakarta, InfoPublik - Bank Indonesia memandang perkembangan Utang Luar Negeri masih cukup sehat namun terus mewaspadai risikonya terhadap perekonomian. Utang Luar Negeri (ULN) diharapkan berperan secara optimal dalam mendukung pembiayan pembangunan.
Data dari Departemen Statistik Bank Indonesia, yang dipublikasikan, Senin (18/4) menyebutkan bahwa posisi ULN Indonesia tumbuh 3,7 persen (yoy) menjadi USD311,5 miliar pada Februari 2016.
Berdasarkan jangka waktu asal, posisi ULN Indonesia didominasi oleh ULN berjangka panjang (87,7 persen dari total ULN). ULN berjangka panjang pada akhir Februari 2016 mencapai USD273,2 miliar atau tumbuh 5,8 persen (yoy), sementara ULN berjangka pendek turun 9,5 persen (yoy) menjadi USD38,3 miliar.
Berdasarkan kelompok peminjam, posisi ULN Indonesia didominasi oleh ULN sektor swasta. Posisi ULN swasta sebesar USD164,6 miliar (52,8 persen dari total ULN) pada akhir Februari 2016. ULN sektor publik sebesar USD146,9 miliar (47,2 persen dari total ULN).
"Ke depan, Bank Indonesia akan terus memantau perkembangan ULN, khususnya ULN sektor swasta," kata Direktur Ekskutif Departemen Komunikasi BI, Tirta Segara di Jakarta, Senin (18/4).
Menurutnya, hal itu dimaksudkan untuk memberikan keyakinan bahwa ULN dapat berperan secara optimal dalam mendukung pembiayaan pembangunan tanpa menimbulkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas makroekonomi.