:
Oleh Baheramsyah, Kamis, 21 Januari 2016 | 23:35 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 511
Untuk saat ini Bulog mendapat tugas dari pemerintah mengimpor jagung sebanyak 600 ribu ton guna memenuhi kebutuhan nasional pada triwulan pertama pada tahun 2016.
Bulog ditetapkan sebagai importir tunggal untuk jagung lewat Peraturan Menteri Perdagangan. Volume impor diatur 200 ribu ton per bulan.
“Untuk periode tiga bulan pertama pada Januari sampai Maret 2016, Bulog telah mengatongi izin impor 600 ribu ton jagung," ungkap Direktur Pengadaan Perum Bulog Wahyu saat jumpa pers di kantor Perum Bulog Jakarta, Kamis (21/1).
Wahyu mengatakan, penunjukan Bulog sebagai importir ini bertujuan agar harga jagung tetap menguntungkan para petani, tapi tidak membebani para peternak unggas yang membutuhkan jagung untuk pakan ternak. Agar impor tidak berlebihan dan terkontrol, Bulog sebagai representasi negara harus mengendalikannya.
"Jagung ini nantinya akan dipasarkan kepada peternak rakyat dan industri pakan ternak rakyat. Pada akhir bulan Januari ini kapal yang membawa jagung impor sudah mulai masuk," ujarnya.
Terkait dengan penugasan tersebut, Wahyu menuturkan Perum Bulog akan bekerja sama dengan mitra kerja pengadaan seperti yang sudah berjalan selama ini terhadap komoditas beras dan gabah, terutama yang memiliki infrastruktur.
"Kemitraan dimulai dengan mengoptimalkan keberadaan mitra kerja Bulog yang terdiri dari petani. Para mitra biasanya tidak hanya menanam padi di lahannya," ujarnya.
Wahyu menambahkan, mereka bisa menyesuaikan musim tanam, ada pula yang menanam jagung, kedelai dan komoditas hortikultura lainnya, termasuk dengan pengadaan daging sapi dan ayam dan telur ayam.
"Jika pengadaan tidak cukup dari dalam negeri, maka jalur impor terbuka dengan sejumlah pengendalian. Contohnya jagung, kita diberi penugasan mengimpor 600 ribu ton per Januari-Maret," ucapnya.