Ekspor Perikanan Indonesia ke AS Naik Signifikan

:


Oleh Baheramsyah, Minggu, 10 Januari 2016 | 10:36 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 492


Jakarta, InfoPublik - Kementerian Kelautan dan Perikanan mencatat ekspor komoditas tuna, tongkol dan cakalang (TTC) tahun 2015 meningkat  signifikan mencapai 26 persen, terutama ke negara tujuan Amerika Serikat.

Hal tersebut  disebabkan oleh kebijakan KKP dalam memberantas pencurian ikan.

Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan, Nilanto Perbowo mengatakan, untuk periode Januari sampai September 2015, realisasi ekspor tuna, tongkol dan cakalang naik 26,7 persen.

"Berdasarkan data UN Comtrade periode Januari-September 2015, impor TTC USA dari Indonesia, volume 16,1 ribu ton (naik 26,7 persen). Nilai 127,4 juta dolar AS atau naik 31,5 persen dibanding periode yang sama 2014," kata Nilanto saat konferensi pers di kantor KKP, Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta, Jumat (8/1).

Sebaliknya, negara tetangga yang turut mengekspor TTC justru mengalami penurunan volumenya. Sebut saja Thailand mengalami penurunan volume sebanyak 13,4 persen menjadi 70,7 ribu ton dibanding periode sama tahun sebelumnya. Nilai ekspornya turun 13,6 persen menjadi 313,5 juta dolar AS.

"Impor TTC USA dari Filipina, volume 14,4 ribu ton (turun 21,2 persen) dibanding periode yang sama 2014. Nilai 79 juta  dolar AS atau turun 21,7 persen dibanding periode yang sama 2014," ujarnya.

Nilanto mengatakan peningkatan ekspor TTC tersebut karena kebijakan KKP di bawah Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pujiasti telah berdampak. Bahkan, kebijakan tersebut tak hanya berdampak ke Indonesia namun juga mengganggu ekspor negara-negara tetangga.

"Kami lihat kebijakan moratorium dan larangan transhipment memiliki dampak yang signifikan bagi negara tetangga kita khususnya Thailand dan Filipina," tandas dia.

Sementara target ekspor produk perikanan tahun 2016 sebesar 6,8 persen naik dari tahun sebelumnya yang mencapai 5,8 persen.

“Kendati tren pada kuartal ketiga 2015 lalu ekspor mengalami penurunan, namun di 2016 ini KKP menargetkan ekspor bisa mencapai 6,8 persen. Salah satu komoditi yang memang banyak dikirimkan keluar negeri adalah tuna dan udang,” ujar Nilanto.

Nilanto menjelaskan, beberapa upaya telah dilakukan pihak kementerian seperti meminta diberikan kemudahan dalam sistem ekspor. Selain itu juga diminta daftar negatif investasi agar investasi asing dibukakan pintu selebar-lebarnya.

"Kita minta daftar negatif investasi agar investasi asing dibuka pintu selebar-lebarnya untuk penanaman modal di bidang distribusi, penyimpanan, cold storage maupun industri pengolahan dalam negeri," jelas dia.

Nilanto mengatakan, KKP juga menjalin kerja sama dengan Kementerian Perdagangan untuk menurunkan tax allowance dari Rp500 miliar menjadi Rp30 miliar agar bisa menyerap sistem rantai dingin.

"Kedua, dalam berbagai kesempatan telah kita tindak lanjuti dengan Kemendag dan lain-lain, janjinya turunkan tax allowance dari Rp500 miliar ke Rp30 miliar agar ikan kita bisa diserap dan disimpan dengan sistem rantai dingin," sebut dia.

Ketiga, KKP juga membuka akses pasar promosi berbagai negara agar bisa memberikan asistensi produk perikanan di kancah internasional, terutama ikan kaleng.

"Akses pasar promosi akan kita bukan dan kita jalin, untuk bisa berikan asistensi agar produk perikanan kita lebih diterima terutama ikan kaleng. Akses pasar dan promosi akan kita promosikan produk kita di dalam dan luar negeri," tutup dia.