:
Oleh Baheramsyah, Jumat, 8 Januari 2016 | 08:16 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 1K
Bogor, InfoPublik - Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengunjungi PT Karya Anugerah Rumpin (KAR) yang merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pengembangan peternakan sapi meliputi penggemukan, breading, pembibitan dan rekaya genetik sapi lokal.
Kunjungan dilakukan bersama Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Ristek Dikti), Muhamad Nasir di Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (7/1).
Kunjungan kerja tersebut dalam rangka menyaksikan implementasi hasil teknologi perbaikan genetik sapi lokal Indonesia.
Hasil riset ini dilakukan selama tujuh tahun yang dilakukan secara terus menerus yang dikembangkan Kementerian Riset dan Dikti bekerja sama dengan PT KAL, LIPI dan Kementerian Pertanian. Hasil yang diperoleh pemulihan genetik sapi Indonesia kembali ke genetik unggul, perbaikan genetik untuk mendapatkan bibit sapi lokal unggul.
Mentan mengapresiasi langkah pengembangan rekayasa genetik sapi lokal tersebut. Sebab, telah sukses memberikan hasil nyata yakni berat sapi lokal hasil rekayasa genetik satu ekor sapi bisa mencapai bobot 700 sampai 800 kg per ekor.
Mentan sambil tersenyum menyatakan bahwa sapi Onggo ini dia pikir sapi Limosin dan Brahman yang dia temuai di Bali, ternyata sapi yang ada di hadapannya itu sapi lokal namanya sapi Onggo, sambil senyum bangga karena ada sapi lokal seberat 800 kg.
Setelah melihat keberadaan sapi lokal yang ada di PT KAR ini, Mentan semakin optimis dengan sumber daya yang dimiliki akan dapat wujudkan swasembada "Artinya dengan berat sapi lokal ini, kita bisa wujudkan swasembada daging," kata Mentan.
Untuk mendukung terwujudnya percepatan swasembada daging, Menteri Amran menjelaskan pemerintah melalui Kementerian Pertanian telah menyiapkan daerah sentral pengembangan sapi lokal yaitu NTB, NTT, Jatim, Sulsel dan Lampung.
Sesuai arahan Presiden, di tahun 2016 pemerintah akan mengalokasikan anggaran untuk pengembangan sektor peternakan sebesar Rp 2,8 triliun.
"Selain itu, Kementerian Pertanian akan menyiapkan lahan 2 juta ha bekerja sama dengan Kementerian Kehutanan," jelas Mentan.
Sejalan dengan hal tersebut, Mentan menuturkan Kementerian Pertanian akan menyediakan indukan sapi dalam waktu dekat sebesar 100 ribu ekor. Hal ini agar dapat menghasilkan pedet (anakan sapi) dalam jumlah besar.
"Dengan demikian, kebutuhan daging dalam negeri dapat dipenuhi sendiri dan swasembada daging berhasil kita wujudkan," tutur Mentan.
Untuk memantapkan dan mensinergiskan kerja sama pengembangan sapi lokal ini, Mentan berjanji dalam waktu dekat akan membentuk tim dan membuat Surat Keputusan Bersama (SKB) antara Kementan dengan Kemenristek Dikti dan akan ditindaklanjuti dengan pembentukan tim dari Kementan, Kemenristek, LiPI dan PT KAR. Dana pengembangan sapi lokal ini didukung oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Mentan menjelaskan pembentukan tim dan SKB tersebut bertujuan untuk mempercepat terwujudnya hasil kerja sama rekayasa genetik sapi lokal yang mampu mewujudkan swasembada daging dan memenuhi kebutuhan daging di DKI Jakarta dan sekitarnya. Sebab, menurut Mentan, impor daging selama ini sebanyak 70 persen untuk memenuhi kebutuhan di DKI Jakarta.
"Jadi, kita tidak lagi bicara impor, sedikit-sedikit impor. Yang kita bicara adalah swasembada daging lokal dan ekspor. Kalau kebutuhan di DKI Jakarta sudah bisa dipenuhi dari sapi lokal, maka tidak ada namanya impor," tegas Mentan.
Sebelumnya, dalam kesempatan yang sama Menristek Dikti, Muhamad Nasir mengatakan agar jangan lagi mengandalkan impor.
“Kita harus bisa wujudkan swasembada daging, sebab kita memiliki potensi lahan dan teknologi,” paparnya.