Perusahaan Kosmetik Indonesia Perluas Pasar Bisnis ke Zimbabwe

: Pramuniaga melayani pembeli produk kosmetik di Tranz Cosmetic, Tangerang Selatan, Rabu (31/7/2024). Perusahaan Kosmetik Indonesia, PT Tirta Ayu Spa berhasil menjajaki perluasan pasar ke Zimbabwe dengan membuka cabang yang akan disepakati dalam waktu dekat ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin/Spt.


Oleh Farizzy Adhy Rachman, Selasa, 3 September 2024 | 20:01 WIB - Redaktur: Untung S - 169


Jakarta, InfoPublik – Perusahaan kosmetik Indonesia, PT Tirta Ayu Spa, berhasil menjajaki perluasan pasar ke Zimbabwe dengan membuka cabang yang akan disepakati dalam waktu dekat. Hal ini disampaikan oleh Direktur Afrika, Direktorat Jenderal (Ditjen) Asia, Pasifik, dan Afrika Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Dewi Justicia Meidiwaty, di Nusa Dua, Bali, pada Selasa (3/9/2024).

“Salah satu sektor potensial adalah bisnis kosmetik. Perusahaan asal Indonesia, PT Tirta Ayu, telah berhasil melakukan penjajakan perluasan pasar ke Zimbabwe dengan membuka franchise yang akan disepakati dalam waktu dekat,” kata Meidiwaty dalam keterangan pers yang diterima InfoPublik dari Tim Komunikasi dan Media High-Level Forum on Multi-Stakeholder Partnerships (HLF MSP) dan Indonesia-Africa Forum (IAF) ke-2.

Indonesia juga berhasil mencapai kesepakatan investasi di sektor bisnis alternatif dengan nilai kesepakatan sekitar US$1,26 miliar pada HLF MSP dan IAF ke-2 Joint Leaders Session 2024 di Bali. Potensi investasi yang besar ini membuka peluang bagi pelaku industri Indonesia untuk melakukan ekspansi pasar ke Afrika.

Selain Zimbabwe, Meidiwaty juga menyebutkan bahwa PT Tirta Ayu Spa merencanakan pembangunan pabrik kosmetik di Eswatini. Komoditas ekspor utama Indonesia ke Eswatini didominasi oleh sektor manufaktur, tekstil, produk kimia, dan alas kaki. Ekspansi perusahaan Indonesia di sektor kosmetik akan semakin mendiversifikasi pasar produk Indonesia di negara tersebut.

Dewi juga mengungkapkan adanya Nota Kesepahaman (MoU) yang ditandatangani oleh empat perusahaan asal Tanzania dengan Indonesia, yaitu PT Essa Industries, Tanzania Petroleum Development Corporation (TPDC), Tanzania Fertilizer Regulatory Authority (TFRA), dan Tanzania Investment Center (TIC) mengenai rencana pembangunan pabrik pengolahan gas alam menjadi amonia/pupuk. “Hal ini sejalan dengan upaya kedua negara untuk mendukung ketahanan pangan di masa depan,” tambah Dewi.

Para pebisnis Indonesia juga menjalin kerja sama dengan Nigeria di sektor teknologi pangan, termasuk PT Saputra Global Harvest yang akan melakukan penjualan alat produksi pupuk berbahan bakar batu bara.

Selain kosmetik, pupuk, dan teknologi pertanian, PT Investasi Cemindo Gemilang juga telah mengakuisisi pabrik semen Alpha Ciment SA di Madagaskar melalui kemitraan dengan Gamma Civic, Mauritius.

Terciptanya berbagai kesepakatan bisnis melalui IAF ke-2 diharapkan dapat terus berlanjut, membuka jalan dan kepastian hukum bagi pelaku usaha dari Indonesia maupun Afrika dalam melakukan ekspansi bisnis di kedua wilayah.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Fatkhurrohim
  • Kamis, 19 Desember 2024 | 21:35 WIB
Panglima TNI Bersama Mentan Tinjau Program Serter di Pemalang
  • Oleh MC PROV KALIMANTAN BARAT
  • Kamis, 19 Desember 2024 | 18:35 WIB
Pemprov Kalbar Perkuat Tata Kelola Perikanan Tangkap untuk Ketahanan Pangan Berkelanjutan
  • Oleh MC KOTA TIDORE
  • Rabu, 18 Desember 2024 | 16:46 WIB
Punya SDA Melimpah, Maluku Utara Topang Swasembada Pangan Nasional
  • Oleh MC KOTA TIDORE
  • Rabu, 18 Desember 2024 | 16:26 WIB
BPOM Maluku Utara Perketat Pengawasan Pangan Jelang Natal dan Tahun Baru