- Oleh Mukhammad Maulana Fajri
- Kamis, 19 Desember 2024 | 10:55 WIB
: Presiden Joko Widodo (kanan) bersama Menteri Luar Negeri Retno Marsudi saat mengikuti Joint Leaders' Session Indonesia-Africa Forum (IAF) II and High-Level Forum on Multi-Stakeholder Partnerships (HLF MSP) di Nusa Dua, Bali, Senin (2/9/2024). Forum HLF MSP and Indonesia-Africa Forum II tersebut menyelenggarakan 12 event secara paralel dan 17 event pendamping yang dihadiri delegasi dari 24 negara. Media Center IAF II-HLF MSP/Galih Pradipta/nym.
Oleh Farizzy Adhy Rachman, Senin, 2 September 2024 | 15:13 WIB - Redaktur: Untung S - 209
Jakarta, InfoPublik – Indonesia menyatakan kesiapannya untuk menjalin kemitraan dagang dengan berbagai negara, khususnya negara-negara di Afrika, sebagai bagian dari strategi mendukung pembangunan global yang inklusif. Hal itu disampaikan oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) saat membuka pertemuan Joint Leaders’ Session of High Level Forum on Multi Stakeholders Partnership (HLF-MSP) dan Indonesia Africa Forum (IAF) 2024 di Bali, Senin (2/9/2024).
“Indonesia siap untuk bermitra dengan seluruh pihak, terutama negara-negara di Afrika, sebagai kunci dalam agenda pembangunan global,” ujar Presiden Jokowi dalam keterangan pers Tim Komunikasi dan Media HLF-MSP dan IAF 2024 yang dikutip InfoPublik.
Presiden Jokowi menekankan bahwa kemitraan ini adalah salah satu dari empat poin strategis yang diusung untuk mencapai Sustainable Development Goals (SDGs) di negara-negara berkembang. Melalui forum IAF 2024, Indonesia telah mencapai kesepakatan bisnis dengan beberapa negara Afrika senilai USD 3,5 miliar, empat kali lipat dari kesepakatan pada forum IAF pertama tahun 2018.
“Hasil kemitraan Indonesia-Afrika sejauh ini sangat nyata, membawa peningkatan pesat dalam volume perdagangan dan berbagai kesepakatan perdagangan,” tegas Presiden Jokowi di hadapan para delegasi yang hadir.
Selain kemitraan dagang, Presiden Jokowi juga menyoroti tiga poin utama lainnya: pertama, pencapaian SDGs yang harus selaras dengan prioritas pembangunan nasional dan regional, termasuk Agenda Afrika 2063. Kedua, komitmen Indonesia sebagai bagian dari solusi global, mendukung kepentingan negara-negara berkembang, dan menjadi mediator dalam memperjuangkan kesetaraan dan keadilan. Ketiga, penghidupan kembali solidaritas global dengan mendorong peningkatan kerja sama Selatan-Selatan dan Utara-Selatan untuk mengatasi tantangan global bersama.
Di akhir sambutannya, Presiden Jokowi mengumumkan bahwa Indonesia akan menyelenggarakan Platinum Jubilee of The Asian-Africa Conference tahun depan, untuk memperingati 70 tahun Konferensi Asia-Afrika.
Tentang IAF 2024 dan HLF-MSP 2024
IAF ke-2 yang berlangsung pada 1-3 September 2024 di Bali merupakan forum penting yang mempertemukan Indonesia dengan negara-negara Afrika, untuk memperkuat hubungan bilateral. Dengan tema “Bandung Spirit for Africa’s Agenda 2063”, forum ini mengundang perwakilan dari 54 negara Afrika dengan tujuan mengoptimalkan potensi transaksi bisnis kedua kawasan.
Untuk mencapai tujuan tersebut, IAF 2024 juga akan menyelenggarakan ekshibisi bisnis pada 2-3 September 2024. Hingga saat ini, tercatat 103 perusahaan dan 139 pebisnis dari Afrika serta sekitar 350 pebisnis dari Indonesia akan berpartisipasi. Ekshibisi ini akan menampilkan empat sektor unggulan: energi, makanan dan barang konsumsi, industri strategis dan pertahanan, serta kesehatan.
Di sisi lain, HLF-MSP 2024 merupakan platform penting untuk merespons berbagai krisis global yang telah memperlebar kesenjangan pembangunan antara negara-negara di Selatan dan Utara, serta memperlambat pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) 2030. Dengan dihadiri oleh 1.275 peserta perwakilan dari 26 negara, forum ini diharapkan menjadi katalisator perubahan sistemik melalui kemitraan inklusif.